Mohon tunggu...
Chantika NurAsyfa
Chantika NurAsyfa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Blog/situs pribadi

Chantika Nur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Irian dan Putra Mahkotanya

16 November 2021   17:56 Diperbarui: 16 November 2021   18:03 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sesampainya di Biak Frans bertemu dengan teman-teman lamanya, seperti tahu maksud kepulangan Frans teman-temannya begitu bersemangat untuk mendengarkan rencana-rencana yang disiapkan oleh Frans. Frans tidak begitu khawatir terhadap teman-temannya ini, karena Frans tahu bahwa teman-temannya pun ingin keluar dari jeratan Belanda dan ingin memerdekakan Indonesia.

Beberapa bulan di Biak, Frans dan teman-temannya berhasil menyelesaikan beberapa rencana awal mereka. Mereka juga membantu masyarakat Biak untuk mencintai dan melindungi satu sama lain dan mempertahankan Papua.

 Awal bulan Agustus 1945, Frans dan teman-temannya sibuk mencari dan menunggu informasi tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tepat 3 hari menuju proklamasi kemerdekaan Frans dan teman-temannya mendengarkan lagu Indonesia raya di Kampung Harapan Jayapura.

 Pada bulan Agustus itu juga banyak masyarakat Biak yang mendukung rencana-rencana Frans. Hingga pada tanggal 31 Agustus 1945 Frans dan teman-temannya ditemani beberapa rakyat Biak mereka mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan kembali lagu Indonesia Raya.

Belanda belum mengetahui apa saja yang telah dilakukan Frans selama ini. Belanda sedikit lengah terhadap putra Papua satu ini.

Satu tahun telah berlalu dengan begitu cepat. Frans dan teman-temannya berhasil banyak membereskan rencana-rencana awal mereka. Puas dengan rencana-rencana yang berjalan dengan baik. Frans berniat untuk membentuk sebuah partai. Teman-temannya percaya dan mendukung untuk membuat partai tersebut. Tepat pada tanggal 10 Juni 1946 Frans Kaisiepo resmi membentuk Partai Indonesia Merdeka.

Belanda sangat marah saat mendengar terbentuknya partai tersebut. Ia mencari tahu siapa dalang dibalik pembuatan partai ini. Saat pihak Belanda tahu bahwa orang yang membuat partai ini adalah anak muda yang sangat kompeten. Belanda merasa ini adalah ancaman untuk mereka. Dan mulai pada saat itu Belanda mulai mengikuti Frans Kaisiepo. Setiap pergerakan yang dilakukan oleh Frans Belanda anggap itu adalah simbol bahaya.

Setelah mendirikan partai, di bulan itu juga Frans mengikuti konferensi Malino di Sulawesi Selatan. Sebagai salah satu delegasi Indonesia. Frans adalah satu-satunya putrs Papua yang hadir ke Konferensi tersebut.

Menuju keberangkatan Frans ke Sulawesi. Frans telah tiba di pelabuhan, ia akan bersiap untuk menaiki kapal. Namun, tiba tiba ada orang yang hampir menjatuhkan koper Frans di dermaga itu.
Suara peluit angin melengking tanda kapal siap berangkat.

Setelah kapal baru melaju beberapa kilometer meninggalkan pelabuhan Papua. Frans didatangi oleh tentara Belanda. Setelah Frans sadari ternyata tentara itu adalah orang yang hampir menjatuhkan kopernya.

"Waar ga je heen deze jonge man is zo netjes?" Sapa tentara itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun