Mohon tunggu...
Chantika NurAsyfa
Chantika NurAsyfa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Blog/situs pribadi

Chantika Nur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Irian dan Putra Mahkotanya

16 November 2021   17:56 Diperbarui: 16 November 2021   18:03 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tepat pukul satu siang, gerimis masih membungkus Kota Nica, saat peluit tanda makan siang terdengar Frans Kaisiepo lari menuju kantin sekolah. Diperjalanan menuju kantin sekolah ia bertemu dengan gurunya yang beretnis Jawa yaitu Soegoro Atmoprasodjo.

"Bolehkah saya bergabung? Sepertinya anak muda ini banyak memikirkan sesuatu." Soegoro memulai pembicaraan

Frans terengah sopan, ia baru saja menyadari bahwa gurunya mengikuti ia ke kantin.

 "Tentu boleh sekali pa." Frans menjawab

  "Apa yang sedang anak muda pikirkan? Hingga tak menyadari saya mengikuti sedari tadi." Soegoro bertanya

 "Apakah boleh saya membicarakannya dengan anda?" Frans balik bertanya

 "Jika anak muda tidak keberatan, saya siap mendengarkan dan mungkin saya bisa sedikit memberi saran." Soegoro menjawab

Frans merenung memikirkan apakah dia boleh menceritakan apa yang ada dipikirannya kepada gurunya ini. Bagaimana jika gurunya ini adalah seseorang pro-Belanda?

"Baik, bila anak muda ini mencari saya datanglah ke ruanganku. Dan makanlah makananmu ini, berpikir itu membutuhkan tenaga jangan biarkan pikiranmu yang memakanmu, saya pergi dulu." Ucap Soegoro meninggalkan Frans

Frans akhirnya memutuskan untuk mendatangi Soegoro, sepulang sekolah ia mendatangi ruangan Soegoro. Ia menceritakan apa yang ada dipikirannya, dan tak disangka gurunya ini adalah seseorang yang nasionalis, ia mendukung Frans dan banyak memberikan saran, ia pun membantu Frans untuk bersikap nasionalis. Apapun kejadiannya, apapun akibatnya ia tetap harus mencintai negeri ini. Ia memberi tahu bahwa keyakinan untuk memerdekakan dan mempertahankan nusantara harus sudah ada di dalam darah, daging, dan jiwanya.

 Hari demi hari Frans sering mendatangi ruangan gurunya, Frans banyak belajar sesuatu yang baru dari gurunya ini. Hingga disuatu hari Frans berpamitan kepada gurunya bahwa ia akan kembali ke kampung halamannya yaitu Biak. Ia berjanji kepada gurunya akan mempertahankan dan mempersatukan Papua dengan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun