Bulan suci Ramadhan adalah bulan suci yang ditunggu-tunggu oleh umat islam di dunia, terutama umat islam yang ada di Indonesia. Bulan suci Ramadhan sendiri adalah bulan yang penuh dengan rahmat, penuh dengan keberkahan, ampunan dan kasih sayang dari sang pencipta Allah SWT.Â
Keberkahan yang terdapat dalam bulan suci ramadhan ini juga menjadikan umat islam nikmat dalam menjalankan ibadah tersebut. Di bulan ini juga kita dianjurkan untuk memperbanyak berdoa, memperbanyak amal ibadah dan memohon ampun kepada Allah SWT atas segala hal yang telah diperbuat selama ini.Â
Keutamaan dalam ulan suci Ramadhan ini adalah bulan yang penuh dengan pengampunan, karena itu kita dianjurkan untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai momen yang paling baik untuk penghapusan segala dosa-dosa dan bertaubat.Â
Selain dibukakan pintu pengampunan pada bulan ini juga kita dianjurkan untuk memperbnyak amalan karena pada bulan suci ini pahala dilipatgandakan pada bulan Ramadhan. Pada bulan ini juga kita tidak boleh membuang-buang waktu, karena kita masih diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah yang suci ini sudah seharusnya kita memperbanyak mohon pengampunan kepada sang pencipta.
Indonesia sendiri adalah negara yang memiliki beraneka ragam adat dan budaya. Masyarakat Jawa juga sangat terkenal dengan berbagai bentuk budayanya yang sangat bermacam-macam,.Â
Masyarakat Jawa sampai saat ini juga masih mengembangkan budayanya yang telah diturunkan dari para leluhur maupun sesepuh mereka sebagai suatu kebiasaan yang harus dilaksanakan.Â
Di daerah saya sendiri terdapat beberapa budaya ketika akan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan ini yaitu dengan mengadakan megengan atau doa bersama, terdapat malam nisfu sya'ban, dan ziarah kepada leluhur atau keluarga yang sudah meninggal sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.Â
Bulan Sya'ban merupakan bulan yang sangat istimewa, dimana nisfu sya'ban sendiri memiliki keutamaan yaitu sebagai pergantian buku amalan setiap manusia terutama umat muslim. Kita juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa nisfu syaban, memanjatkan doa dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh.Â
Peringatan nisfu sya'ban dilaksanakan setiap tanggal 15 dibulan sya'ban. Pada saat malam nisfu sya'ban didaerah saya biasanya dilaksanakan setelah sholat maghrib, masyarakat sekitar datang dengan membawa air minum dan dikumpulkan untuk dibacakan doa bersama.Â
Dalam malam nisfu sya'ban itu juga semua masyarakat membaca yasin sebanyak tiga kali dan mendokan para leluhur yang sudah mendahuluhi. Dalam malam nisfu sya'ban juga kita berdoa agar diberikan kelancaran pada saat menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh dan agar diberi kesehatan supaya mampu menjalankan ibadah puasa. Selanjutnya terdapat tradisi megengan.
Di Jawa Tmur dan dibeberapa daerah lain yang terdapat di pulau Jawa terdapat tradidi khusus untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, tradisi tersebut dinamakan megengan. Tradisi megengan sendiri sudah ada sejak zaman dahulu atau zaman leluhur, maka sudah tidak asing lagi tradisi megengan ini di Jawa.Â
Megengan sendiri merupakan peringatan atau sebagai penanda bahwa dalam waktu dekat akan memasuki bulan puasa atau bulan Ramadhan, bulan dimana seluruh umat muslim melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh dengan tidak makan dan tidak minum, dalam bulan ini juga kita sebagai umat muslim harus menahan diri atau menahan hawa nafsu agar menjalankan ibadah dengan lancar (tidak melakukan perkara-perkara yang dapat membatalkan puasa). Megengan di daerah saya sendiri biasanya dilaksanakan setelah ba'da maghrib dan bertempat di masjid maupun mushola terdekat.Â
Mayarakat berbondong-bondong datang ke mushola atau masjid dengan membawa ambeng, ambeng sendiri adalah nasi putih maupun hidangan khas Jawa yang diletakkan diatas tampah dan dikelilingi oleh lauk pauk disekelilingnya.Â
Ciri khas dari megengan ini adalah dengan membawa makanan khas dari Jawa yaitu apem, apem sendiri dipandang sebagagi simbol permohonan ampun atas dosa-dosa maupun kesalahan.Â
Tujuan dari penggunaan apem adalah agar masyarakat sekitar terdorong untuk selalu memohon ampun kepada sang pencipta Allah SWT. Acara megengan pertama-tama diawali dengan mendoakan para sesepuh maupun leluhur dengan mebacakan bacaan tahlil bersama-sama.Â
Setelah membacakan tahlil biasanya mereka menjalankan sholat isya' terlebih dahulu, setelah sholat mereka baru membagikan ambeng tersebut untuk dibawa pulang ke rumah masing-masing.Â
Tradisi megengan sendiri sudah ada sejak turun temurun. Selain tradisi nisfu sya'ban dan megengan ada tradisi lagi untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yaitu ziarah ke makam para leluhur dan sesepuh yang sudah meninggal dunia.Â
Di keluarga saya sendiri menjelang dua hari datangnya bulan suci Ramadhan mengunjungi makam keluarga yang sudah meninggal dunia dan itu juga sudah menjadi sebuah tradisi di keluarga saya. Para peziarah membacakan doa tahlil dan yasin kepada keluarga yang sudah meninggal dunia.Â
Hal itu adalah salah satu bentuk untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal dunia. Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya tetap menjaga nilai-nilai tradisi atau melestarikan suatu tradisi yang ada supaya tetap berjalan.Â
Karena sekarang ini sudah banyak masyarakat yang melupakan suatu tradisi maupun kebiasaan yang ditanamkan oleh para leluhur seiring dengan berjalannya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Karena tradisi juga merupakan bagian penting yang memiliki peran dalam aspek kehidupan.Â
Tradisi harus dirawat, karena tradisi dapat berperan sebagai norma dalam kehidupan sosial yang mana saling membutuhkan satu sama lain. Mempertahankan sebuah tradisi tidaklah gampang, akan tetapi jika kita memulainya dari ruang lingkup yang kecil misalnya dengan memulai membiasakan mengenalkan tradisi terhadap keluarga kita kemungkinan suatu tradisi akan tetap bertahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H