Mohon tunggu...
Chanigia Rada
Chanigia Rada Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki kepribadian yang cukup aneh,terkadang saya sangat meyukai keramaian dan terkadang saya sangat membenci nya hal ini yang terkadang memebuat saya susah bergaul,tapi seiring berjalannya waktu saya sudah lebih baik mengkodisikan diri saya.Saya memiliki hobi bermain basket,mendengarkan musik'dan membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Self Diagnosis pada Remaja

16 November 2023   05:33 Diperbarui: 16 November 2023   05:52 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Dampak kognitif Dampak kognitif merupakan dampak yang terjadi ketika seseorang bimbang atau tidak yakin dengan dirinya sendiri, apakah ia mengalami gangguan mental atau tidak. Ini dapat menimbulkan persepsi yang bisa dibilang tidak normal dan membuat seseorang kehilangan kepercayaan diri bahkan putus asa. Beberapa dampak kognitif yang sering kami temui di lapangan:

 a. Salah Diagnosis Diagnosis didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap gejala, riwayat medis, faktor lingkungan, dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Beberapa memerlukan berbagai tes tindak lanjut dan pengamatan lebih lanjut untuk menentukan apakah ada masalah fisik atau psikologis. Tanpa penyelidikan lebih lanjut, tidak mungkin untuk menarik kesimpulan tentang gejala yang dirasakan hanya dengan membandingkannya dengan gejala yang terdaftar.

b. Penanganan diagnosis yang salah cenderung mengarahkan pada perawatan yang salah. Membeli obat setelah selfdiagnosis atau pengobatan setelah self-diagnosis dapat berakibat fatal. Karena diagnosis sendiri dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya  ketika kita salah dalam mendiagnosis suatu penyakit atau gangguan mental. Karena setiap pemyakit yang berbeda memerlukan perawatan, jenis, dan dosis yang berbeda.

c. Menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius Self-diagnosis dapat memperburuk penyakit dan menambah masalah baru (komplikasi). Obat yang salah tidak menyembuhkan rasa sakit, itu menyebabkan penyakit lain. Selain itu, mencari dan menerima informasi tentang kondisi medis di internet dan media sosial secara berlebihan dapat menyebabkan diagnosis diri dan menderita cyberchondria, yang menyebabkan kecemasan dan kepanikan. Seperti dijelaskan di atas, penilaian diri kesehatan mental memiliki beberapa efek negatif yang dapat terjadi pada pelaku.

2. Dampak efektif Dampak efektif adalah dampak yang terlihat jelas berdasarkan dengan data dari kesulitan fisik dan emosional seseorang yang selanjutnya bisa mengalami self diagnose. Selain itu dampak efektif yang terlihat lainnya adalah penderita self diagnose itu sendiri akan mempengaruhi orientasi di masa depan.

3. Dampak perilaku ini menjadikan kita sebagai seseorang yang selalu mengkhawatirkan pendapat orang lain kepada kita. Sehingga hal tersebut menjadikan kita sebagai seseorang dengan padangan yang "optimis namun dipaksakan", dimana sugesti diri sendiri memaksa kita untuk berbuat dan berperilaku baik di depan orang lain. Sehingga membuat kita tidak kenal dengan diri sendiri, dan selalu ingin memuaskan keinginan orang-orang disekitar kita tanpa memperhatikan keinginan sebenarnya dari diri kita sendiri.

4. Dampak positif Self diagnogse itu sendiri sebenarnya juga mengandung dampak positif. Ada beberapa manfaat yang didapat karena self diagnose. Seseorang bisa mengevaluasi gelaja-gejala yang dialaminya dalam mempelajari ilmu tentang self diagnose. Namun self diagnose juga bukan berarti dibenarkan dengan adanya dampak positif ini, karena dampak negatif yang didapat dari self diagnose jauh lebih besar dan banyak sehingga dapat merigikan diri sendiri.

Berdasarkan hal-hal diatas kami(penulis) menyimpulkan bahwa, kita sebagai manusia harus bisa memfilter informasi-informasi yang kita dapatkan darimana saja, agar kita terhindar dari kejadian yang tidak kita diinginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun