Mohon tunggu...
Changelica Grace
Changelica Grace Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMAN 1 CIBINONG

Pelajar SMAN 1 CIBINONG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Katedral Istiqlal

16 Maret 2021   23:03 Diperbarui: 16 Maret 2021   23:08 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sang raja siang memberikan kehangatan kepada seluruh orang di muka bumi,termaksud seorang pria yang tengah berdiri di taman Gereja Katedral tersebut sembari menikmati aroma bunga yang menyeruak masuk indra  penciumanya.Dia adalah Bagas Raditya Anggara,pria yang sangat sering berdiri setiap minggu siang disitu.Hingga suatu suara membuat lamunanya buyar.

"Hei nak,aku sering memperhatikan mu disini.Kenapa tidak masuk?"sapa seorang nenek berkulit pucat,namun tetap terlihat cantik."Ah... tidak nek, terimakasih.Saya sedang menunggu sesorang disini"Radit mengucapakan kalimat tersebut dengan canggung."Baiklah nak,kalau gitu saya mengikuti misa dulu"ujar sang nenek cantik."Ya nek,hati-hati"Radit sembari membungkukan badanya menghormati sang nenek.

Bulir-bulir air mulai membasahi wajah lelaki tampan nan tinggi tersebut.Penyebab utamanya adalah pria tersebut sudah 2 jam berdiri ditaman gerja katedral menunggu pujaan hatinya.Namun tak lama dari itu muncul wanita cantik dengan dress putih anggunnya dengan panjang selutut menghampirinya.

"Hai dit,maaf lama"kata  seorang wanita dihadapanya.

Christie Veni Angelina dia adalah wanita yang ditunggu Radit dari tadi,sekaligus pujaan hatinya.

"Iya gapapa tie,sekarang kita mau kemana?"tanya radit."Hmn...,ya sudah kita jalan ke monas saja bagaimana?"jawab Christie."Baiklah"balas Radit.

Mereka sangat menikmati kegiataan mereka hingga tanpa sadar sang bulan telah mengantikan tugas matahari.Dan pada saat bersamaan dapat didengar suara adzan telah berkumandang,membuat Radit harus melakukan kewajibanya sebagai umat beragama muslim.

"Tie tunggu sebentar ya...,aku mau sholat dlu.Kamu kalau bosan jalan-jalan aja ok"ucap Radit.

"Iya tenang aja pak boss"Christie menanggapi.

Setelah beberapa saat Radit telah menyelasaikan sholatnya,dan segera menghampiri Christie.

"Loh ko masih disini?kamu ga bosen apa?padahal kalau kamu mau jalan-jalan dlu juga gapapa tau..."tanya Radit."Gaapapa ko lagian ini ga ada apa-apanya dibandingin kamu nungguin aku ibadah lagi"Christie menjawab."Iya deh...,ya udah kalau begitu kita pulang aja yuk!ga udah mau menjelang malam gini"kata Radit

Sesudah mengantar Kristie di rumahnya,Raditpun segera pulang ke kediamnya.

"Dit udah pulang?"sapa ayah adit."Iya pah,ada apa pah?tumben basa basi kayak gini."sahut Radit

"Engga,papa cuma mau tanya.Mau sampai kapan kamu hubungan seperti ini ?sudah 6 tahun kalian menjalin hubungan namun tetap seperti ini.Lihat sekarang kamu sudah 28 tahun.Sekarang wakrunya kamu untuk menikah,bukan pacar-pacaran lagi."ayah Radit berkata."Pah,tolong ngertiin aku dan Christie pah..."suara lirih Radit terdengar menyedihkan."Kalian ga akan bisa satu Dit!"tegas sang ayah."Udahlah pah aku cape,aku mau ke kamar"kata Radit dengan suara yang menahan rasa kesalnya,sembari memasuki kamarnya."Mau berapa lama lagi kalian seperti ini"Ayah Radit mengeluh atas sikap anaknya

Ketika dikamar Radit merasa salah atas tindakan kepada ayahnya.Namun Ia merasa ayahnya salah karena telah melewati zona privasinya.

"Aku juga gatau sampai kapan ini pah,ini semua masih abu-abu"monolog Radit

Tak mudah bagi Radit menjalani hubungan 6 tahun.Hal tersebut bukanlah waktu yang singkat,banyak hal yang didapat dari itu.Radit belum siap untuk meninggalkan itu semua.

Hari dimana banyak dikesali oleh kaum pelajar maupun pekerjapun tiba.Dipagi hari ini Radit sudah terlihat didepan meja komputernya disaat jam dinding masih menunjukan pukul setengah enam pagi,untuk seorang direktur itu hal yang cukup hebat bukan?Namun nyatanya Radit memang sengaja datang lebih awal agar Ia dapat melupakan masalahnya sesaat.

Tak lama kemudian pintu ruangan Radit terbuka,menampilkan sosok wanita yang memenuhi pikiran Radit dari kemarin.

"Pagi pak"Sapa Christie.

Ternyata yang hadir adalah Christie pacar,sekaligus pemilik hatinya."Ya silahkan,ada apa ?"ucap Radit."Saya mau menyampaikan bahwa  pada pukul 09.00 nanti bapak ada rapat dengan klien"kata Christie dengan sopan,dan profesional."Baiklah,jangan lupa nanti kita makan siang bersama ya..."balas Radit."ya pak,kalau begitu saya pamit melanjutkan pekerjaan saya"Christie menjawab sembari membungkukan badanya dan pergi meninggalkan Radit di ruanganya.

Ditengah keramaian sebuah restaurant,terdapat sepasang kekasih yang berbicara serius.

"Tie,berapa lama lagi kita harus seperti ini?bukankan 6 tahun adalah waktu yang cukup untuk kita menjalin ini?"Radit berkata dengan penuh tanya,netranya memandang pancaran indah mata Christie dengan sangat amat rasa tanya."Dit,kamu taukan aku ga bisa ninggalin Tuhan aku,begitu pula kamu Dit.Beri aku waktu,aku mohon Dit..."suara yang penuh akan makna tersirat tersebut didengar oleh Radit."Mau sampai kapan tie?apa 6 tahun ga cukup?"sahut Radit dengan penuh rasa kecewa."Sebentar lagi ya....."ucap Christie.

Tak disangka hari Minggu tiba dengan rasa lebih cepat dari biasanya.Dan seperti biasa Radit menunggu kekasihnya di taman Gereja,dengan menikmati angin yang berhembus.Namun ada yang cukup aneh saat ini,tak biasanya Christie selama ini melakukan ibadahnya.

"Dit,maaf lama" ucap Christie penuh sesal.

"Iya,gapapa.Tumben lama banget, hampir 4 jam loh ini.Ada apa ?"tanya Radit."Tadi aku berdoa dan meninta jawaban sama Tuhan atas pertanyaan mu waktu itu"jawab Christie.."Terus Tuhan jawab apa?"Radi merasa penasaran."Tuhan bilang keputusanya ada diaku dit"balas Christie.Raditpun semakin penasaran dan bertanya kembali"lalu apa keputusan mu?""Dit,sudah cukup aku mengecewakan Tuhan.Aku gamau semakin mengecewakan Dia.Maaf ya,aku pilih Tuhan ku dibanding kamu"cukup sulit untuk mengatakan hal itu,air mata yang tadinya ditahan akhirnya lolos dari pelupuk mata keduanya.Radit mengerti atas pilihan Christie,sehingga Ia hanya dapat menjawab "apapun itu aku dukung pilihan kamu,makasih ya atas 6 tahunya."Christie yang mendengar itu semakin terisak dan memberanikan dirinya untuk memeluk Radit,dengan perasaan kemungkinan ini adalah pelukan terakhir mereka."Udah gapapa,yuk pulang"Radit mencoba menahan rasa sedihnya.

Detik terus berganti menit,dan jam berganti hari. Tak terasa dua bulan telah berlalu,disini ditempat yang sama dulu Ia menunggu kekasihnya.Tidak,sekarang Ia bukan menunggu kekasihnya lagi.Melainkan menghadiri akad pernikahan dari mantan kekasihnya itu.Ya disini,tempat yang sama seperti dulu.Saat ini Christie berada di Istiqlal untuk menghadiri akad nikahnya Radit dengan pasangan yang ditentukan kedua orantuanya.Walaupun rasa sedih melingkupi Christie,namun Ia tetap bahagia karena pada akhirnya cinta tidak selalu dengan memiliki bukan?

Tidak ada yang salah dalam mencintai, tapi cinta itu tidak buta. Cinta tau mana yang terbaik harus dipilih, bukan seperti nafsu yang buta dengan apapun diingini tercapai.Christie telah sampai pada taham mencintai,dimana Ia mengiklhaskan Radit menempuh kebahagianya.Sekali lagi,tidak ada yang salah dalam mencintai,bahkan jika gedung Katedral dan Istiqlal diberi nyawa.Bukankah mereka akan saling mencintai dengan keindahan masing-masing  dari mereka?Namun pada kenyataanya mereka hanya bisa pada tahap mencintai,dan tidak bisa merebut salah satunya dari Tuhanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun