Mohon tunggu...
Chandra MP Widnyana
Chandra MP Widnyana Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis Warga

Kadang terlelap dalam pikiran, lantas keluar menjadi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia Hidup Bagai Boneka Marionette

20 November 2023   22:43 Diperbarui: 13 Desember 2023   14:30 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tangan menggerakan boneka Marionette (Dok. iStock)

Contohnya seperti ini, seberapa keras kita mencoba untuk membuktikan kita mandiri dan bisa melakukan sesuatu sendiri, tapi nyatanya segala kebutuhan yang kita butuhkan masih disediakan oleh orang lain. Kita tidak bisa seratus persen untuk melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. 

Contoh lainnya seperti ini, pernahkah kalian mendengar konsep do it yourself? Mungkin kalian pernah dengar konsep tersebut. Konsep tersebut sangat identik dengan perilaku mandiri dengan melakukan dan membuat sesuatu sendiri. Tapi, nyatanya konsep itu bisa dilakukan ketika segala kebutuhan atau bahan-bahan yang kalian butuhkan sudah terpenuhi. 

Misal, kalian ingin membuat totebag, kalian mungkin bisa membuat totebag dengan menjahit menggunakan tangan kalian. Namun, ketika kalian tidak memiliki kain dan benang apakah totebag itu berhasil kalian buat? Tentu saja tidak, karena kadar mandiri manusia itu pasti ada batasnya. 

Dalam kasus diatas, terkait benang dan kain, kalian pasti membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan kain dan benang kalian. Saya percaya bahwa manusia tidak bisa melakukan semua hal. Perlu adanya kerjasama didalamnya agar sebuah hal yang ingin kalian buat atau realisasikan tercapai.

Lalu jika kita sudah hidup dalam lingkaran kerjasama atau lingkaran sosial, pernahkah kalian berpikir apakah nasib kalian benar-benar ditentukan oleh kalian? Apakah cita-cita yang ingin kalian capai benar-benar murni pilihan kalian? Apakah keinginan untuk membeli sesuatu benar-benar keinginan kalian? Hal tersebut selalu menjadi pertanyaan yang berputar-putar didalam pikiran saya. 

Setelah saya berpikir lebih dalam dan membaca-baca literatur tentang hal itu, saya mendapatkan sesuatu yang menarik terkait permasalahan ini. Mari baca tulisan dibawah ini, jangan berhenti ditengah jalan ya.

Manusia Akan Hidup Jika Digerakkan

(Dok. Pngtree)
(Dok. Pngtree)
Mengapa saya menganggap bahwa manusia itu seperti boneka marionette? Karena saya selalu berpikir bahwa keinginan atau kemauan yang dimiliki oleh manusia tidak sepenuhnya berdasarkan pandangan dari diri manusia tersebut. Ketika keinginan atau kemauan manusia muncul pasti ada sebuah motif yang mendasarinya. 

Seperti manusia yang ingin membeli celana jeans, pasti motif awalnya ialah ia melihat orang lain memakai celana jeans dan ia mengimajinasikan dirinya menggunakan celana jeans yang sama dan merasa keren. Lalu, pada akhirnya ia memiliki keinginan untuk membeli celana jeans yang sama. Lalu, apakah itu bisa dikatakan sebagai keinginan atau kemauan otentik yang seratus persen berasal dari diri manusia itu?

Jika kita membahas tentang keinginan atau kemauan dengan melihat melalui perspektif sosial, menurut Willian L. Neuman, beliau mengatakan bahwa ada lima tahapan proses kemauan, antara lain: a) adanya motif, b) mempertimbangkan, c) memutuskan, d) perjuangan motif, d) melaksanakan kemauan. 

Hal ini lah menjadi dasar yang membuat saya percaya bahwa keinginan manusia itu tidak benar-benar berasal dari dirinya. Bagaimana tidak? Tahapan awal yang dikatakan oleh Neuman dengan adanya motif itu adalah sebuah proses visualisasi dari diri manusia. Maksud proses visualisasi ialah, ketika manusia melihat sesuatu dan mengingatnya. 

Seperti contoh diatas tentang celana jeans, seseorang melihat bahwa celana jeans itu sangat keren dan ia memvisualisasikan dirinya menggunakan celana jeans tersebut, lalu terlihat keren. Lantas, muncul sebuah keinginan untuk mempunyai celana jenas tersebut, seperti penjelasan contoh diatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun