Mohon tunggu...
Chandra Budiarso
Chandra Budiarso Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Iseng

Buah Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Vincenzo: Realita Masa Kini?

15 Mei 2021   13:05 Diperbarui: 15 Mei 2021   13:06 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiri ke Kanan: Jang Han Seo (Direktur Babel), Han Seung Hyuk dan Choi Myung Hee (Pengacara dari Firma Wusang). (Sumber: Screenrant.com)
Kiri ke Kanan: Jang Han Seo (Direktur Babel), Han Seung Hyuk dan Choi Myung Hee (Pengacara dari Firma Wusang). (Sumber: Screenrant.com)


Kekejaman Babel seperti tidak asing. Isu-isu sosial yang dipertontonkan seringkali terdengar di Indonesia. Salah satu lirik lagu ciptaan Bona Paputungan: "Lucunya di Negeri ini, hukuman bisa dibeli" membuktikannya.

Jangan lupakan kasus Djoko Tjandra, sang buronan yang terbukti melakukan suap terhadap dua jenderal polisi terkait pengecekan status red notice dan penghapusan namanya dari Daftar Pencarian Orang (DPO) di Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Atau mungkin yang paling dekat, dua orang (mantan) Menteri Kabinet Indonesia Maju, Edhy Prabowo dan Juliari Batubara yang terbukti korupsi. 

Jangan lupakan juga kasus Jiwasraya, penyeludupan Harley, Hambalang, Bank Century, hingga Gayus Tambunan.

Perihal HAM, yang masih paling melekat adalah kasus Munir, atau tragedi Trisakti yang belum selesai hingga sekarang. Apakah sang pelaku seperti Babel, yang melakukan suap terhadap seluruh petinggi negeri hingga jejaknya tak bisa dicari sampai sekarang?

Pada akhirnya, melalui Drama Vincenzo, barangkali kita bisa melihat banyak Babel-Babel kecil di Indonesia. 

Pertanyaannya, apakah kebaikan dan idealisme masih cocok untuk melawan para mafia negeri ini? Atau haruskah kelakar Vincenzo diberlakukan untuk  menghadapi mereka?

Memangnya boleh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun