Mohon tunggu...
sichanang
sichanang Mohon Tunggu... Lainnya - Gak perlu ucapan terimakasih atas pelaksanaan tugas!

Penulis. Pernah cantumin pekerjaan 'penulis' di ktp tapi diganti sama pak RT. Blog pribadi : http://sichanang.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Stop Politik Uang, Apa Pun Dalihnya (Respon Atas Tulisan Asep Rizal: Amplop Demokrasi...)

7 Oktober 2023   22:51 Diperbarui: 7 Oktober 2023   22:55 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas.com

Bagaimana mungkin seorang caleg hanya datang sekali, tidak mengadakan dialog, tapi lebih pada aksi pidato, akan bisa menjawab persoalan masyarakat pemilihnya. Jadi, kehadiran seorang caleg harus berkali-kali, pertemuan yang intens untuk benar-benar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Termasuk nanti setelah caleg tersebut sudah terpilih pun juga harus mendatangi warga lebih intens lagi, berkomunikasi, dan bersama-sama dengan eksekutif mencarikan solusi terbaik.

Apabila seorang caleg kesulitan menghadirkan warga masyarakat di daerah pemilihannya, jangan kehabisan akal. Datangi satu persatu, ketuk pintunya, lalu ajak mereka bicara. Kalau tidak bisa menghadirkan massa dalam jumlah besar, datangilah kelompok masyarakat dalam lingkup kecil, datangi komunitas, ajak mereka saling bertukar informasi dan pikiran, berdialoglah. Jangan lagi berpikir untuk pidato, koar-koar di tengah massa yang besar lalu disambut dengan tepuk tangan. 

Di sisi yang lain, setelah mendengarkan aspirasi, menemukenali permasalahan, seorang caleg juga dapat melanjutkan dengan menggali potensi-potensi yang ada dalam rangka nantinya merumuskan solusi. Atau dengan mengetahui potensi yang ada, merumuskan kebijakan dan anggaran yang akan mendukung program dari eksekutif. Proses ini tidak bisa dilakukan dengan sekali datang, plus memberikan amplop seperti yang selama ini terjadi. 

Perlu  Komitmen Bersama

Untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik, diperlukan komitmen semua warga bangsa tanpa terkecuali. Ayolah stop politik uang. Dengan memilih caleg yang menyuap rakyat dengan amplop dan sembako, maka pemilihan itu akan menghasilkan orang-orang yang tidak memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai anggota legislatif. Menyuap itu adalah tindakan tercela. Bayangkan, bila sebuah perusahaan atau instansi menerima pegawainya atas dasar suap yang diberikan, maka dipastikan kinerja pegawai tersebut akan buruk dan lambat laun perusahaan itu akan bangkrut. Demikian pula lembaga legislatif, apabila diisi oleh orang-orang yang terpilih karena menyuap, maka negara ini lama kelamaan juga akan bangkrut. 

Apabila kita membiarkan dan terus melanggengkan suap di negeri ini. Mari kita catat, kalau suatu saat negara ini bangkrut, berarti para penyuap itu turut andil didalamnya. Termasuk juga masyarakat yang menerima suap. Maukah kita melihat negara ini bangkrut dan hancur di kemudian hari hanya karena amplop berisi puluhan hingga ratusan ribu saja!

Jelas kita tidak rela dicap sebagai generasi penghancur dan sumber kebangkrutan negara yang dibangun dengan darah, air mata, dan nyawa oleh para pendahulu pendiri bangsa ini. Ingat, sejarah akan mencatatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun