Meski untuk ajang Asian Games tampaknya tak akan berpengaruh pada sikap klub, namun upaya itu perlu dilakukan karena dibutuhkan untuk kedepannya.Â
Atau, kita tak perlu ikut ajang internasional yang tak masuk agenda FIFA agar kendala ini tak terjadi. Mungkin bisa juga tetap ikut dengan menyusun agenda lain, misal dengan mempersiapkan timnas lapis kedua yang memang diperuntukkan mengikuti event internasional yang tidak masuk kalender FIFA.Â
Ini bisa juga untuk mempertajam persaingan dan kesempatan pemain berlaga di kancah internsional. Namun dengan catatan tanpa memberikan target apa pun, selain sebagai partisipasi dan membangun tim lapis kedua.
Kembali ke pertanyaan awal, haruskah kita marah?
Menurut hemat penulis, ya kita harus tetap marah. Marah apabila tidak ada solusi dari persoalan kita. Hari ini kita harus marah, supaya ada penyelesaian dan tak terulang lagi. Agar esok atau nanti persoalan ini tak muncul lagi.Â
Dan kita semua tetap menjunjung tinggi kepentingan bangsa dan negara dalam bingkai merah putih. Ini tak bisa ditawar-tawar lagi. Hal ini berlaku untuk seluruh sektor kehidupan berbangsa dan bernegara. Demi merah putih, demi bangsa dan negara, kita semua wajib berkorban. Bukan sebaliknya mengakali bangsa dan negara ini dengan berdalih atau memanfaatkannya.
Semangat patriotisme yang telah diwariskan oleh pendiri bangsa ini tak boleh luntur, apalagi jadi bahan akal-akalan belaka. Terakhir, mari kita dukung timnas yang akan berlaga di ajang Asian Games, juga seluruh atlet yang terjun di China. Semangat dan kepakkan sayap garuda agar merah putih berkibar dengan gagahnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H