. . .
Apa pun nama dan bentuk judi
jangan dilakukan dan jauhi.
Penggalan lirik lagu bang Rhoma itu sangat jelas, apa pun nama dan bentuk judi, memang jangan dilakukan dan jauhi! Mau judi konvensional, mapun judi onlin, ya jangan pernah coba-coba dilakukan dan jauhi. Titik.
Namun sebagai makhluk sosial, hal itu tidaklah mudah. Apalagi kita yang hidup di Indonesia ini, segala macam bisa saja dijudikan. Misal dalam sebuah pergaulan, bisa saja saat berkumpul ada saja seseorang yang memang senang judi membuat taruhan dengan pilihan akan pakai baju warna apa nanti si anu datang ke acara yang sedang di helat.Â
Atau, di tengah pertandingan sepakbola, tidak hanya perjudian tentang siapa yang menang dan kalah, namun ada juga judi pinggiran untuk menebak tim mana yang membuat gol duluan, atau berapa kali tendangan sudut dilakukan selama babak pertama berlangsung. Ada pula perjudian di tengah ajang pemilihan, mulai dari pemilihan kepala desa hingga pemilihan presiden juga dibuat ajang judi. Pejudian itu biasanya dengan mempertaruhkan sejumlah uang.Â
Lalu, ada pula perjudian yang tidak menggunakan uang. Misal di ajang olahraga, antara si A dan si B saat akan melakukan permainan juga bisa bertaruh, yang kalah harus membelikan minuman tertentu (minuman yang dianggap penambah kesegaran tubuh). Serta banyak sekali ragam dan cara orang berjudi atau taruhan. Bisa dikatakan hampir pada segala macam sektor kehidupan bisa diperjudikan.Â
Belakangan muncul fenomena judi online, yang berbarengan dengan pinjaman online. Klop ini.Judol dan Pinjol meramaikan kehidupan masyarakat Indonesia yang memang banyak sekali penggemarnya. Ada yang sifatnya iseng-iseng berhadiah, sampai ada yang berorientasi untuk memperkaya diri.Â
BAGAIMANA BISA STOP DARI JUDI ONLINE.
Agak sulit bagi mereka yang memang terlanjur menyukai perjudian untuk bisa berhenti berjudi. Terbukti, tidak sedikit orang yang telah dijebloskan ke penjara karena judi, namun tak kunjung jera. Kalau kita meminjam istilah kuno, ada yang bilang 'kapok lombok' (lombok=cabe) atau jeranya itu seperti saat kita makan gorengan pakai cabe.Â
Saat mengunyah cabe dan terasa pedas, saat itu seolah-olah kita ingin berhenti memakan cabe. Tapi, di lain kesempatan saat ada gorengan lagi, rasanya kurang pas kalau tidak disertai dengan cabe sebagai pelengkap. Begitulah judi bagi sebagian orang.Â
Lalu bagaimana biar kita tidak terjerat oleh judi. Pengalamanku yang semasa kecil hidup di tengah penjudi, yaitu mengambil sikap di dalam diri untuk tidak akan berjudi, dalam bentuk apa pun.Â
Tentu muncul pertanyaan, apa bisa?Â
Jawabnya, bisa, asal kita mau konsisten dengan sikap yang telah dipilih.
Dan itu bukan berarti tanpa godaan. Setiap minggu, saat bermain bulutangkis bersama teman-teman, ada saja yang melempar ajakan untuk pocarian istilah mereka.Â
Maksudnya, nanti yang kalah harus membelikan minuman pocari. Atau, saat ajang piala dunia berlangsung, ada saja teman yang membuat list taruhan memilih jagoan yang akan jadi juara dengan taruhan bisa rokok atau bahkan juga uang. Itu termasuk kategori taruhan atau benih perjudian yang telah dianggap biasa dalam kehidupan sehari-hari. Dan aku telah punya sikap, tidak mau ikut apa pun bentuk taruhan atau perjudian.Â
Jadi, kalau ada yang ngajak pocarian, aku tidak akan ikut dalam permainan. Atau, saat diajak taruhan untuk milih jagoan tim bola, aku menolak, dan hanya menikmati pertandingan demi pertandingan. Dan itu terbukti bisa dan tak tergoyahkan.
Lalu bagaimana dengan judi online. Suatu saat aku terlibat pekerjaan di luar kota bersama tim yang lumayan besar yang berlangsung beberapa hari. Ternyata ada saja satu dua orang oknum yang suka judi online. Dan sialnya, saat itu dia menang dan menerima sejumlah uang hasil kemenangannya dalam perjudian online. Lalu, dengan bangganya dia mentraktir kami semua untuk makan bersama.Â
Dari situ, mulai menyebar pengaruh judi online tersebut, satu dua orang mulai ikutan. Bahkan, untuk memperoleh angka yang  akan dipertaruhkan di judi online tersebut, sampai menanyakan pada 'orang gila' yang kami temui.  Hingga ada yang memiliki sebutan konyol untuk 'orang gila' itu dengan "guru spiritual". Ada saja memang kelakuan dari para pelaku judi itu. Namun, lagi-lagi aku dapat bertahan untuk tidak ikutan berjudi, karena aku telah punya sikap untuk tidak berjudi dalam bentuk apa pun namanya.
Jadi, benar apa yang dikatakan bang Rhoma, apa pun nama dan bentuk judi, jangan dilakukan dan jauhi. Itu sudah... kuncinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H