WALL CLIMBING TERINSPIRASI PERILAKU UNIK SISWA
Oleh: Chrirs Admojo
“Hakikinya, guru tidak hanya dapat dipandaikan dan diprofesionalkan, namun juga diarifkan oleh para siswanya. Guru yang menjiwai ideologi perubahan kokoh, tentu menyadarinya.”
(Chamim Rosyidi Irsyad)
Membaca tulisan Ibu Ainy Mauliddiyah yang diberi label “Muridku Tantanganku” (https://www.kompasiana.com/ainymauliddiyah2911/6508532b08a8b544635037b2/muridku-tantanganku) satu jam setelah beliau publikasikan, saya jadi teringat sesuatu. Sesuatu yang terjadi di SMPN tempat Bu Ainy pertama kali ditempatkan sebagai guru ASN-CPNS. Sudah mulai sekitar delapan tahunan lebih yang lalu.
Kawan, SMPN tempat Bu Ainy pertama merasakan menjadi guru ASN-CPNS ini berada sekecamatan dengan Masjid Al-Akbar Surabaya. Tepatnya beralamat resmi di Jl. Jambangan IV Surabaya. Meskipun sejatinya sekolah ini menghadap ke Jl. Jambangan Sawah. Ya, pintu gerbang utamanya berada di sisi barat, tepat pada jalan ini.
Hanya saja, pada awal didirikan pada tahun 1984, akses jalan masuknya baru ada Jl. Jambangan IV, gang relatif kecil hanya untuk akses mobil satu arah. Jalan yang membujur timur – barat, tepat di tepi Sungai Jambangan yang bermuara ke Kali Mas. Pada awal berdirinya memang berada di tengah-tengah areal sawah. Jalan Jambangan Sawah pun belum ada. Hingga sekarang sekolah ini berdekatan dengan Kantor Kecamatan dan Kelurahan Jambangan, Surabaya. Sekolah ini menempati lahan aset Pemerintah Kota Surabaya seluas 9.260 m².
Di sisi utara, berbatasan dengan jalan perumahan Jambangan Indah. Sisi selatan berbatasan dengan Kolam Pancing Temyta dan Griya Kost Temyta. Sisi timur berbatasan dengan Lapangan Sepak Bola Jambangan (mini, seluas 4.100 m). Lahan sisi timur ini berstatus BTKD (Bekas Tanah Kas Desa (baca: Kelurahan) Jambangan) yang pengelolaannya diamanahkan kepada Pengurus LKMK Jambangan. Kecuali pagar sisi barat karena tampak depan, sekolah ini berpagar pagar setinggi 2,25 m.
Kawan, hingga pertengahan tahun 2015 di sepanjang pagar sisi timur ini tersediakan kantin sekolah. Berupa bangunan semi permanen. Sebagian besar menu dagangannya dimasak di tempat itu. Perlengkapan masaknya pun diamankan di dalam bangunan itu. Daya listrik menggunakan jaringan terpisah dengan daya langganan sekolah. Rekeningnya menggunakan nama Koordinar Tata Usaha sekolah saat itu. Nama personal, bukan nama lembaga sehingga pada akhirnya diajukan ganti nama.
Saat-saat istirahat, para siswa sangat terbantu akan kebutuhan sarapan dan jajanannya. Gizi dan kesehatannya dapat terkontrol oleh tim manajemen sekolah. Tentu saja, tim manajemen sekolah bekerja sama dengan Puskesmas setempat. Secara periodik dan acak waktu diusahakan adanya uji laboratorium. Berdasarkan hasil uji laboratorium ini, menu-menu yang layak gizi dan tak ada kandungan 4P (pemanis, pewarna, pengawet, dan penguat), direkomendasikan untuk dilanjutkan diperdagangkan. Yang ditemukan kandungan 4P dan krang layak bergizi direkomendasikan untuk dilanjutkan dijual atau diubah komposisinya.
Namun, fasilitasi bangunan dan lokasi kantin ini juga mengundang perilaku unik beberapa gelintir siswa kreatif. Siswa yang terganggu kenyamanannya di dalam kelas pembelajaran, sering saya temukan bersembunyi di bawah meja dalam kantin. Ketika diajak dialog, beragam alasan yang dikemukakannya. Makan karena belum sarapan dari rumah. Tak sempat membawa bekal lagi. Ada juga yang beralasan kehausan meskipun yang beralasan ini saya jumpai saat berlangsungnya jam kedua pelajaran sif pagi. Ya ya ya, saat itu layanan pembelajaran masih dua sif di sekolah ini. Dari fenomena ini menginspirasi memindah kantin menjadi bangunan terbuka. Memindahkannya ke sisi barat, di ujung selatan halaman sekolah. Para pengelola kantin mengolah semua menu dagangan di rumah. Di lokasi kantin direkomendasikan hanya untuk menghangatkannya saja.
Banyak manfaat ketika kantin sekolah berada di ruang terbuka. Apalagi berada di ujung halaman sekolah dekat pintu gerbang utama. Para pelanggan kantin jadi bertambah. Para tamu dan orang tua/wali siswa juga bisa menikmatinya. Apalagi para alumni yang dijadwalkan hari kunjung oleh sekolah ini pada hari Jumat dapat meretas memorabilia. Sambil memperoleh obat rindu, para alumni banyak menjadi sumber inspirasi terbarukan bagi pengembangan sekolah. Kalau kantin tetap tersembunyi di belakang sekolah, apalagi pada areal sempit, hanya para siswa dan GTK (guru dan tenaga kependidikan) saja yang mengunjunginya.
Kawan, sungguh, siswa berperilaku unik dapat menggerakkan sekolah berbenah dan berubah. Meskipun terkadang, maklum saya muncul juga karena sif kedua di sekolah ini berlangsung antara pukul 08.10 – 08.50. Lho, apakah sekolah ini masuknya dimulai lebih siang daripada sekolah rata-rata di Kota Surabaya? Tidak, jam masuknya relatif sama. Sejak saya bergabung di sekolah ini pada awal Februari 2014, para guru dan tenaga kependidikan bersepakat dengan tim manajemen sekolah memulai jam kerja pukul 06:30. Jam belajar siswa dimulai pukul 06:45. Ketentuan jam belajar siswa ini juga merupakan hasil musyawarah para guru, tenaga kependidikan, siswa, dan para orang tua/wali siswa.
Jam kerja GTK berdurasi sesuai ketentuan waktu ASN bekerja. Jam belajar siswa berdurasi sesuai ketentuan kurikulum sekolah. Dengan demikian, para GTK berkesempatan hadir di sekolah lebih awal daripada para siswa. Para GTK pun berkesempatan menyambut kedatangan para siswa dengan senyum ramah. Tentu semua diatur sesuai dengan jadwal pembagian tugas awal jam kerja.
Pukul 06:45 bel masuk dibunyikan diharapkan para siswa dan guru telah berada di dalam kelasnya masing-masing. Termasuk yang jam pertama dan kedua terjadwal mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Olahraga. Namun, khusus yang beragama Nasrani (Kristen dan Katolik) serta Hindu masuk di ruang khusus penganut Nasrani dan Hindu. Semua memulai dengan doa dipandu secara terpusat kecuali dua ruang khusus dipandu oleh Guru Agama masing-masing.
Setelah doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Terjadwal hari-hari tiga stanza dan satu stansanya. Senin atau hari-hari besar nasional dinyanyikan satu stanza bersamaan saat menaikkan Sang Saka Merah Putih pada rangkaian upacara bendera. Pernah juga, setelah Indonesia Raya, kami lanjutkan dengan membaca sila-sila Pancasila. Ini dilakukan setelah kami temukan ada beberapa siswa kami yang hafal urut-urutan dan bunyi sila-sila Pancasila.
Waktu antara 7 – 10 menit pertama awal jam belajar telah dilalui. Dilanjutkan dengan tartil Juz Amma bagi para siswa muslim. Semua kelas didampingi oleh guru-guru yang terjadwal di jam pertama. Yang Nasrani membaca Al Kitab, Perjanjian Lama dan atau Perjanjian Baru, sesuai dengan tuntunan masing-masing Kristen dan Katolik. Demikian pula penganut Hindu, membaca Veda/Weda yang direkomendasikan oleh Parisadha Hindu setempat dengan doa-doa hariannya didampingi oleh guru beragama Hindu. Ini dilakukan dalam durasi sekitar 10 menit setiap harinya, kecuali saat hari terjadwal upacara, ketiga aktivitas awal ini tidak dijadwalkan.
Mendahului eksekusi aktivitas ini, buku yang berisi Juz Amma, Surah Yasin, Surah Wakiah, Surah Ar Rahman, beserta terjemahan Bahasa Indonesianya alhamdulillah sukses kami terbitkan. Para orang tua/wali siswa sangat mendukungnya. Terbukti dengan semua siswa memegang buku ini. Membuka jalan menggerakkan literasi warga sekolah.
Aktivitas berikutnya adalah salat dhuha bersama, bukan berjamaah. Sekbid Satu OSIS sekolah ini berhasil mengadakan kalung berliontin doa dhuha. Para penganut Nasrani dan Hindu masih melanjutkan aktivitasnya. Nah, pengalaman pertama menggerakkan siswa untuk aktivitas ini, kami memperoleh banyak pelajaran berharga. Melayani pendampingan sebanyak 1.200san siswa secara bersamaan pada tempat yang relatif sama. Sungguh kaya warna yang terekam dari dinamika aktivitas siswa. Tentang GTK tentu ada, namun lebih bijak ada tulisan tersendiri tentangnya. Saya belajar menaati tema.
Lho, … mana ini wall climbing yang terinspirasi perilaku unik siswanya? Nah, yang bagian ini saya sajikan di sambungan kisah berikutnya …. Terima kasih. Selamat mengikuti.
Bumi Pancawarna KBD, Gresik, 18 September 2023 23:40
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H