Mohon tunggu...
Chamim Rosyidi Irsyad
Chamim Rosyidi Irsyad Mohon Tunggu... Guru - nama pena: Chrirs Admojo

Ajang berbagi, bermanfaat bagi sesama, hidup semakin bermakna dalam ridlo Allah Azza wa Jalla.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketlisutnya Pusaka Tiga Taji

6 Februari 2021   18:06 Diperbarui: 6 Februari 2021   18:14 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Namun, harus ada yang mau menjaminmu agar kamu kembali untuk menepati janji," kata Umar.

"Aku tidak memiliki seorang kerabat pun di sini. Hanya Allah, hanya Allahlah penjaminku, wahai Orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang hadirin terdengar suara lantang, "Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin". Ternyata Salman al Farisi yang berkata.

"Salman, kau belum mengenal pemuda ini. Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini!", kata Khalifah Umar.

"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, ya Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati Khalifah Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi untuk mengurus kepentingan kaumnya.

Hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda lusuh. Mereka pun mulai mengkhawatirkan nasib Salman. Salah satu sahabat Rasulullah SAW yang sangat utama.

Matahari hampir tenggelam, hari mulai berganti petang. Orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Khalifah Umar menyimpan gelisah dengan ketenangan seorang khalifah.

Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh. Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi.

Hadirin mulai terisak, orang hebat seperti Salman akan dikorbankan. Tiba-tiba dari kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok. Jatuh, bangkit. Kembali jatuh, lalu bangkit kembali. ”Itu dia!” teriak Khalifah Umar, “Dia datang menepati janjinya!”

”Hh ... hh ... maafkan ... maafkan ... Aku ...,” ujar Si Pemuda lusuh dengan susah payah, “Tak kukira ... urusan kaumku ... menyita ...banyak ... waktu …,” kemudian lanjutnya, ”kupacu ... tungganganku ... tanpa henti, hingga ... ia sekarat di gurun ... terpaksa ... kutinggalkan ... lalu aku berlari dari sana ...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun