Mohon tunggu...
Chamelia Noer Habibbah
Chamelia Noer Habibbah Mohon Tunggu... Lainnya - Newbie

Bismillah, Alhamdulillah..

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Myesha: Kuliah Gratis Itu Bisa!

3 November 2021   13:37 Diperbarui: 3 November 2021   14:23 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HRD perusahaan yang mendapati Myesha yang tengah dilanda dilema memberikan kesempatan untuk berpikir selama kurang lebih 2 bulan sebelum teken kuliah dan ikatan dinas. Selama 2 bulan itu ia mencari referensi ke berbagai sumber di internet apakah ada seseorang diluar sana seperti dirinya nanti. Mulai dari blog, thread, video Youtube semua ia telaah untuk menguatkan keyakinannya.

Tak lupa setiap ibadah ia selalu memohon agar dimantapkan hatinya dalam pilihan terbaik. Ibu kandung, ibu dan bapak mertua sudah memberikan lampu hijau dan juga siap memberikan support semisal nanti anaknya ditinggal kuliah sampai malam seusai kerja.

"Mas mau diambil ngga ya beasiswanya? Semisal mas ga ridho pengen aku dirumah jagain anak aku juga akan legowo mas, sudah kewajibanku sebagai seorang ibu dan istri" ucap Myesha pada suaminya sebelum tidur. "Dek, semisal kamu mampu, udah diambil aja. Mas ngira kalau ini adalah rezeki dari Allah sebagai jawaban dari semua doamu dulu", sambung Tiar. 

Menurut Myesha, Tiar sanggup memantapkan hati untuk mengambil kuliah karena kasihan dengan istrinya karena dari dulu cita-citanya belum tercapai dan selalu gagal. Tiar juga penuh dengan semangat akan mendukung apapun nanti sepak terjangnya. Akan merasa sangat bersalah bila dia sekali lagi 'menggagalkan' cita-cita istrinya.

"Aku tuh Mel, selama sebulan sebelum teken beasiswa tiap malem selalu nanya sama suamiku. Kalik aja dia berubah pikiran gitu. Tapi yang ada dia malah jengkel karena aku tanyain terus padahal jawabannya sama hahahaha", suara renyah Myesha membuat hatiku hangat dibuatnya.

Hari yang dinantipun tiba, ia telah memantapkan hati untuk teken beasiswa dan ikatan dinas bersama sahabatnya Ameta. Suara riuh tepuk tangan bergema di ruangan itu. Myesha yang sedang hamil tua dengan bangga berjabat tangan dan berfoto bersama dengan jajaran direksi. Ia telah sepakat akan mendaftar semester genap tahun depan karena sayang bila harus cuti.

Hari berganti hari, begitu juga bulan. Myesha yang sudah mendaftar di universitas merasa deg-degan karena harus meninggalkan bayinya di rumah dan berangkat kuliah satu minggu lagi. Malangnya ia sempat stress dan nyaris mengalami baby blues karena merasa menjadi ibu yang tak baik, merasa menelantarkan anak 'hanya demi kuliah'. Namun karena kuatnya iman dan dukungan dari keluarga, ia pun bangkit.

"Aku tiga hari nangis terus liat anakku, apa bisa, apa tega aku?" ucap Myesha dengan mata yang berkaca-kaca. Aku pun terharu mendengarnya, membayangkan kalau ada diposisi itu pastinya juga sangat berat. Sempat ia bercerita, hari pertama KBM di kampus ia menangis dikamar mandi karena kangen dengan anaknya belum ketemu seharian.

Lantas, apa rahasia dia bisa sekuat dan setegar ini merengkuh cita-cita?

 "Rahasia khusus gaada sih, cuma kamu yakin aja kalau Allah itu bakal kabulin semua yang kamu butuhkan, dan bukan yang kamu inginkan. Tentunya diimbangi dengan ikhtiar dan rajin beribadah, ohya sama jangan lupa banyak-banyak sedekah yaa"

Sebagai penutup perbincangan kami siang itu, dengan mukanya yang sumringah kaya abis ketiban duren sekebonnya, Myesha berpesan untuk para remaja yang memiliki keterbatasan ekonomi namun ingin meraih gelar sarjana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun