Sekarang ini kita telah memasuki era society 5.0 yang merupakan era terciptanya kolaborasi antara manusia sebagai pusatnya (human--centered) dan teknologi sebagai dasarnya (technology based) (Astini, 2022). Artinya, era society 5.0 adalah era atau zaman yang menitik beratkan pada pembangunan manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal, pengetahuan dan etika yang ditopang oleh perkembangan teknologi modern yang terus berkembang seiring berjalannya waktu. Perkembangan teknologi yang sangat cepat dan semakin maju membuat komputer kini dapat melakukan pengolahan yang berbasis dengan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).
Artificial Intelligence atau di singkat AI merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia (Hendra, dkk. 2018). Karakteristik AI dalam sistem operasi yang bersifat otomatis dalam pengolahan informasi membuatnya dapat disamakan sebagai "Agen Elektronik" didalam peraturan perundang-undangan Indonesia. Di dalam Pasal 1 UU ITE, "Agen Elektronik" didefinisikan sebagai "perangkat dari suatu sistem elektronik yang dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu Informasi Elektronik tertentu secara otomatis yang diselenggarakan oleh orang".
Penggunaan Artificial Intelligence telah merambah ke berbagai bidang, seperti bidang hukum, kesehatan, bisnis, bahkan bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan, Artificial Intelligence dapat dimanfaatkan salah satunya adalah meningkatkan berfikir kreatif siswa. Berpikir kreatif merupakan keterampilan dan kompetensi yang penting diasah baik untuk peserta didik, guru, maupun masyarakat pada umumnya agar memiliki daya kompetisi yang kuat di zaman yang tidak lama lagi akan serba diotomatisasi oleh kecerdasan buatan (Yulianti, 2023). Menurut Kusnita (2018) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan keterampilan yang dapat dipelajari dan setiap orang mempunyai derajat kreativitas yang berbedabeda dan mempunyai cara tersendiri untuk mewujudkan kreativitasnya
Mendorong Imajinasi Siswa
ArtificiaI Intelligence dapat dimanfaatkan untuk membantu siswa SD dalam mendorong imajinasi mereka. Melalui berbagai aplikasi dan perangkat lunak, siswa dapat berinteraksi dengan cerita interaktif, permainan, dan simulasi yang dirancang untuk merangsang imajinasi mereka. Contohnya adalah aplikasi yang memungkinkan siswa untuk membuat cerita atau gambar animasi. Dengan dukungan AI, dengan demikian mereka dapat melihat ide-ide mereka menjadi kenyataan dan dapat meningkatkan kreatifitas mereka dalam membuat cerita. Contoh software atau aplikasi yang mungkin dapat digunakan untuk meningkatkan imajinasi mereka adalah ChatGPT yang dapat didownload pada playstore untuk pengguna android, dan dapat juga diakses melalui laman web http://chat.openai.com
Mengajar Keterampilan Berfikir
Penggunaan Artificial intelligence untuk mengajar keterampilan berpikir kreatif. Misalnya, ada perangkat lunak yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan teka-teki, kuis, permasalahan matematika yang rumit, atau tantangan kreatif lainnya. AI dapat memberikan petunjuk atau solusi sambil mendorong siswa untuk berpikir sendiri. Hal ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka. Contoh software atau aplikasi yang dapat digunakan yaitu Quizizz, Â bagi pengguna smartphone android aplikasi ini dapat didownload di google playstore secara gratis.
Personalisasi Pembelajaran
Salah satu keunggulan utama dari AI adalah kemampuanya untuk melakukan personalisasi pembelajaran. AI dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan individu siswa dengan memberi soal-soal sebagai tes awal yang kemudian digunakan untuk merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa tersebut. Hal ini diharapkan akan membuat siswa mendapatkan tantangan yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka, serta mendorong mereka untuk berfikir kreatif sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.
Kolaborasi dengan AI
Siswa dapat melakukan kolaborasi dengan AI untuk belajar, membantu menyelesaikan permasalahan dan lain sebagainya. Mereka dapat berinteraksi dengan asisten virtual yang menggunakan kecerdasan buatan untuk memberikan jawaban, informasi, atau bahkan hanya sekedar diajak berbicara/mengobrol. Hal ini memungkinkan siswa untuk dapat memahami manfaat dari AI dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mempersiapkan mereka untuk masa mendatang  yang semakin canggih dan teknologi yang semakin berkembang.