Mohon tunggu...
Abisena Husain Chakraminata
Abisena Husain Chakraminata Mohon Tunggu... -

Membangun atau tidaknya suatu kritik tidak dinilai dari banyaknya jumlah "like or dislike", tetapi dinilai dari dampak yang ditimbulkannya apakah mengarahkan orang-orang menjadi lebih baik atau lebih buruk...\r\n\r\nberusahalah untuk legowo atas kebenaran sekalipun itu pahit, karena puja-pujian itu justru sering melenakan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Pemimpin Aku Rapopo

5 April 2014   18:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:02 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dulu aku bersumpah dibawah Al-Qur'an

dihadapan khayalak dipersaksikan Tuhan

bahwa selama lima tahun amanah akan ku emban

bersama wakilku ibu kota ku perbenahkan

kini kau tuduh aku mengkhianati

kini kau tuduh aku pendusta

kini kau tuduh aku ingkar janji

kini kau tuduh aku bersandiwara

aku rapopo.. aku rapopo.. ya ya silahkan..

tapi tak usahlah kita saling menjelekan..

bolehlah menyerang asal dengan kesantunan..

dan juga tahukah saudara kalian..

aku hanya menjalankan mandat dari pimpinan?

namun mengapa nampak kini kalian begitu membenciku?

hingga kau tega tebar kampanye negatif guna jatuhkan ibu..

kau ungkit kenangan masa lalu tentang ibu bahwa..

ibu menjual satelit negara ke singapura.. aku rapopo

ibu menjual kapal tanker milik pertamina.. aku rapopo

sebentar saudara ini bisa aku jelaskan..

dulu memang Ibu menjual aset negara dengan harga miring..

aku jelaskan bahwa saat itu negara dalam kondisi genting..

oh kau tuduh aku sebagai calon pemimpin boneka? aku rapopo..

bahkan banyak hal negatif ibu kau tebar semua.. aku rapopo..

sekarang terpenting telah ku terima mandat ibu pimpinan..

dengan menyebut nama Tuhan titah ini siap ku laksanakan..

mandat untuk membawa kembali partai ke puncak kejayaan..

dan beserta ini kepada wakilku ibu kota aku wariskan..

mau bilang aku mengkhianati, aku rapopo

mau bilang aku pendusta, aku rapopo

mau bilang aku ingkar janji, aku rapopo

mau bilang aku bersandiwara, aku rapopo

aku rapopo.. aku rapopo.. aku rapopo..

meskipun kini warga ibu kota ini merintih nesu..

dan berkeluh mereka sembari berkata "rapopo ndasmu"..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun