dulu aku bersumpah dibawah Al-Qur'an
dihadapan khayalak dipersaksikan Tuhan
bahwa selama lima tahun amanah akan ku emban
bersama wakilku ibu kota ku perbenahkan
kini kau tuduh aku mengkhianati
kini kau tuduh aku pendusta
kini kau tuduh aku ingkar janji
kini kau tuduh aku bersandiwara
aku rapopo.. aku rapopo.. ya ya silahkan..
tapi tak usahlah kita saling menjelekan..
bolehlah menyerang asal dengan kesantunan..
dan juga tahukah saudara kalian..
aku hanya menjalankan mandat dari pimpinan?
namun mengapa nampak kini kalian begitu membenciku?
hingga kau tega tebar kampanye negatif guna jatuhkan ibu..
kau ungkit kenangan masa lalu tentang ibu bahwa..
ibu menjual satelit negara ke singapura.. aku rapopo
ibu menjual kapal tanker milik pertamina.. aku rapopo
sebentar saudara ini bisa aku jelaskan..
dulu memang Ibu menjual aset negara dengan harga miring..
aku jelaskan bahwa saat itu negara dalam kondisi genting..
oh kau tuduh aku sebagai calon pemimpin boneka? aku rapopo..
bahkan banyak hal negatif ibu kau tebar semua.. aku rapopo..
sekarang terpenting telah ku terima mandat ibu pimpinan..
dengan menyebut nama Tuhan titah ini siap ku laksanakan..
mandat untuk membawa kembali partai ke puncak kejayaan..
dan beserta ini kepada wakilku ibu kota aku wariskan..
mau bilang aku mengkhianati, aku rapopo
mau bilang aku pendusta, aku rapopo
mau bilang aku ingkar janji, aku rapopo
mau bilang aku bersandiwara, aku rapopo
aku rapopo.. aku rapopo.. aku rapopo..
meskipun kini warga ibu kota ini merintih nesu..
dan berkeluh mereka sembari berkata "rapopo ndasmu"..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H