Mohon tunggu...
Chairunnisa Octavia Ruswandi
Chairunnisa Octavia Ruswandi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Indonesia

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

"Parijs van Java", Sebuah Karya Pilu dari Remy Sylado

21 Desember 2023   09:08 Diperbarui: 12 Januari 2024   13:10 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: ebooks.gramedia.com

Di setiap akhir bab penulis seringkali menyelipkan quotes bahasa Belanda yang sesuai dengan konflik yang sedang terjadi kala itu, seperti pada bab 3 ketika Gertruida atau yang biasa ibunya panggil dengan sebutan Gerry sedang bimbang terhadap gejolak perasaan nya sendiri, terdapat sebuah quotes pada akhir bab “Het verstand des mensen vertrekt zijn torn” yang berartikan "Pemahaman manusia mengarah pada murkanya"

Atau pada akhir bab 19 “Een vriend heeft te aller tijd lief” yang berarti "Seorang teman mencintai setiap saat" Dimana ketika itu Gertruida berkenalan dengan seorang mahasiswa Technische Hoogeschool bernama AbA (Abdoelkarim bin Abdoelkadir).

Itulah yang kemudian diceritakan menjadi sahabat baik Gertruida pada bab-bab selanjutnya. Buku yang berlatar pada tahun 1920-an ini juga memiliki banyak footnote untuk beberapa istilah-istilah asing dan nama tempat.

Masuk pada bagian konflik, novel karya Remy Sylado ini kaya akan masalah keluarga dimana Mark van Veen, ayah dari Gertruida digambarkan sebagai sosok Pastor dengan aliran calvinisme dan kristen yang kental namun tidak mencerminkan sosok Pastor yang seharusnya, ia sering memaki istrinya dan Gertruida dengan sebutan yang tidak pantas. 

Tidak lupa masalah percintaan turut andil dalam kisah tanpa akhir ini, dimana Gertruida si gadis lugu jatuh cinta terhadap Rob si pelukis bahkan cinta nya semakin besar sehingga ia nekat untuk melakukan apapun, namun sang ayah sangat menentang mereka. Mengakibatkan hubungan mereka dipenuhi lika liku tak terhingga.

Jangan lupakan masalah politik yang membuat konflik buku ini semakin seru, di narasikan bahwa mulai melebarnya informasi mengenai pembangunan bordil pada zaman hindia-belanda dan segala rasisme yang terjadi di tahun 1920-an dari Belanda ke Indonesia.

Adapun sekali menyinggung tentang Jepang yang sudah mulai tertarik untuk “menjajah” Indonesia tetapi lebih mengarah tentang bagaimana “kehewanan” para Jepang yang tertarik oleh hasrat dan seksual yang terjadi di rumah bordil di Bandung atau Parijs van Java, staad van bloemen pada saat itu.

Serta diikuti konflik hukum ketika tokoh pendamping protagonis yaitu Rob Verschoor sang pujaan hati Gertruida terperangkap ke dalam jebakan saat meluapkan amarahnya kepada Rumondt karena telah melakukan tindakan keji memperkosa istrinya.

Konflik hukum ini juga beberapa kali dengan gamblang mengangkat tentang permainan nakal para penegak hukum dan aparat yang mudah disogok dengan uang, seakan men-justifikasi bahwa ‘hukum tidak berlaku bagi si kaya’ ironi-nya, masih terjadi juga hingga saat ini.

Ada satu hal menarik lagi yang tidak luput dari pengamatan setelah selesai bergumul dengan karya hebat ini. Bahwa dari konflik yang bisa di relate sebagai remaja mengenai percintaan, buku ini bisa dibaca tergantung bagaimana si pembaca meresapi bukunya. 

Bagi sudut pandang kami, konflik dari buku ini memberikan adanya dorongan untuk mengakhiri hidup karena terbawa suasana akan beragam masalah yang terus menghantam kehidupan sang tokoh utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun