Akibatnya, rakyat harus puas dengan sedikit perbaikan sementara para elit terus berlayar dalam kapal besar kekuasaan mereka, dengan berbagai fasilitas dan keuntungan yang tak pernah tersentuh oleh masyarakat biasa.
Menyikapi Ketidakadilan dalam Demokrasi Kapitalisme
Situasi ini menunjukkan bahwa demokrasi kapitalisme di Indonesia telah menyimpang dari tujuan awalnya untuk memberikan keadilan dan kesetaraan bagi semua pihak. Ketika demokrasi dijalankan di bawah bayang-bayang kapitalisme, kekuasaan menjadi semakin eksklusif dan sulit disentuh oleh rakyat.
Maka, dibutuhkan kesadaran kolektif dari masyarakat untuk mempertanyakan legitimasi dan efektivitas sistem yang ada, serta membuka peluang untuk mencari alternatif lain yang lebih mampu menjamin kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat.
Jika demokrasi kapitalisme terus dijalankan tanpa koreksi, maka rakyat akan terus menjadi korban dari ambisi segelintir elite yang mengutamakan kekuasaan di atas kepentingan rakyat. Sejarah akan terus ditulis oleh para pemenang yang bukan rakyat, dan yang menjadi pemenang adalah mereka yang memiliki kuasa untuk menulisnya sesuai keinginan mereka.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H