Mohon tunggu...
Chairul Amri Sanusi
Chairul Amri Sanusi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang guru yang terus belajar untuk menjadi guru yang bisa ditiru dan digugu, mengelola website: http://www.chairulamri.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebuah Kisah Mengharukan Sebelum Tsunami Terjadi

27 Desember 2014   09:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:22 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1419621929733347152

Melihat kondisi boat yang hampir tenggelam, nelayan Srilangka ini lalu mengisyaratkan kepada paman saya cs untuk naik ke kapal mereka. Lalu mereka bergegas meninggalkan boat yang hampir karam itu dan butuh waktu selama dua hari dua malam sebelum mereka tiba ke daratan daerah Srilangka.

Mereka diinapkan sementara di kantor pos polisi laut (airudnya kita) selama 2 hari sebelum dijemput oleh pihak KBRI lalu mereka di bawa ke Colombo ibu kota Srilangka. Sempat tinggal selama lebih kurang 10 hari di Colombo.

Kamis, 24 Desember 2004, saya menerima telepon dari staf panglima laot provinsi waktu itu Bang Miftahuddin Cut Adek, bahwa pihak KBRI Colombo sudah menghubungi mereka untuk memulangkan nelayan Aceh yang hanyut ke Srilangka dengan menempuh rute Colombo-Singapura-Medan.

Sampai di Medan Jum’at pagi , 25 Desember 2004. Malamnya langsung menuju Banda Aceh dengan menggunakan bus. Tentunya keluarga yang sudah tahu informasi kepulangan mereka bersyukur karena segera akan berjumpa kembali setelah selama lebih kurang 38 hari hanyut tidak jelas nasibnya.

Sabtu, 25 Desember 2004, keluarga dekat dan jauh berdatangan untuk melihat dan menjenguk mereka yang baru saja tiba paginya dari Medan. Lazimnya adat masyarakat Aceh mereka di peusijuk oleh saudara dan handai taulan.

Pagi itu, Minggu 26 Desember 2004 pukul 07. 30 wib sebuah gempa 9.6 SR yang disusul oleh gelombang Tsunami meluluhlantakkan daerah pesisir Aceh. Desa Lambada Lhok adalah merupakan salah satu desa yang paling parah terkena bencana ini. Semua bangunan rata dengan tanah kecuali yang tersisa hanya Masjid dan sebuah tower penampung air bersih. Dan lebih kurang 650 jiwa yang selamat dari sekitar 2200 jiwa sebelumnya.

Pagi Minggu kira-kira pukul 11.00 wib setelah gempa dan Tsunami, saya menuju ke arah Lambaro Angan dari Pagar Air Lambaro Kafe. Setibanya di masjid Lambaro Angan melihat begitu banyak jenazah yang terletak di luar masjid dan dalam masjid. Di antaranya banyak yang saya kenal karena memang saudara dan warga desa LambadaLhok.

Tiba-tiba saya melihat wajah paman saya (Hamdani) sedang berdiri diantara warga yang selamat lalu saya dekati dan kami saling berpelukan. Masih segar dalam ingatan saya ucapan yang beliau ucapkan pada waktu itu sambil terisak-isak. “Allah masih sangat sayang kepada saya, setelah berpuluh-puluh hari saya selamat dari gelombang di laut, kini Allah juga selamatkan saya dari musibah ini (gempa dan Tsunami)”

Subhanallah... saya tidak bisa berkata apa-apa, hanya bisa terus menangis, setelah beberapa hari kemudian dipastikan bahwa Ibu (nenek saya), isteri dan dua orang putra-putrinya ikut jadi syuhada Tsunami. Sementara kawannya yang lain yang hanyut bersama-sama tidak ada yang selamat baik isteri maupun anak-anaknya. Bahkan konon khabarnya serombongan keluarga isteri salah seorang dari mereka yang berasal dari Montasik menjadi korban ketika hendak berkunjung ke Lambada.

Setelah berpisah selama 40 hari dengan ibu, isteri dan anaknya karena hanyut di laut ketika mencari nafkah, lalu berjumpa sejenak di hari Sabtu,  dan pada hari Minggu mereka berpisah kembali untuk selamanya karena dijemput takdir musibah Tsunami. Allahu Akbar...

Kini Hamdani paman saya, masih sebagai seorang nelayan yang tegar, senantiasa menantang ombak untuk terus bisa manyambung hidup menafkahi sepasang putra putri yang telah Allah gantikan setelah Tsunami bersama isterinya.

Allahummaghfirlahum warhamhum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun