Mohon tunggu...
Rina Bunda Hegel
Rina Bunda Hegel Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Belajar terus jadi orang tua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup dengan Bahagia

6 Januari 2017   10:44 Diperbarui: 6 Januari 2017   10:52 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alangkah bahagianya apabila tiap manusia bisa belajar dengan hati yang bebas. Ketika bermain adalah belajarnya dan belajar adalah permainannya. Ketika bahagia itu adalah sebuah hal yang sudah sewajarnya, bukan sebuah kemewahan.

Alangkah bahagianya apabila tiap manusia dapat mengekslorasi dunia dengan merdeka, semerdeka burung memilih tempat tinggalnya tanpa didikte angin dan matahari yang menemaninya.

Alangkah bahagianya anak-anak yang hidup tanpa teriakan dan kekerasan walau dengan dalih disiplin. Karena sejatinya disiplin yang sebenarnya itu ada karena kesadaran, bukan karena ketakutan akan sebuah hukuman. Disiplin itu ada karena pemahaman akan konsekuensi atas sebuah tindakan. Karakter baik tidak dibentuk dengan suara tinggi dan kekejaman. Karakter baik hadir ketika anak memiliki cukup cinta, penerimaan atas dirinya. 

Apakah kita tidak ikut tersenyum menyaksikan senyuman anak-anak kita? Tidakkah kita tergetar dengan kepolosan cara pikirnya? Tidakkah kita menjadi pembelajar dengan mengamati usaha kecilnya yang begitu gigih? 

Alangkah bahagianya perempuan yang hidup dalam perlindungan dan penjagaan keluarga dan masyarakatnya. Karena sesungguhnya tiang kekuatan negara ini adalah para perempuan. Perempuan sebagai madrasah pertama anak-anak mereka, yang akan mewariskan nilai-nilai keluarga pada keluarganya. 

Apakah kita tidak ikut tersenyum menyaksikan kebahagiaan ibu, saudara maupun anak perempuan kita? Bukankah senyum mereka yang mendatangkan ketentraman hati kita? Dengan segala kekuatan emosinya, mereka pula yang memberikan usaha tiada kenal lelah bagi sang terkasih.

Jangan renggut kebahagiaan itu darinya, putuslah mata rantai kekerasan dengan kasih sayang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun