Mohon tunggu...
Jumiatul fitri
Jumiatul fitri Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Fastabiqul Khairat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Where My Spine??

3 Mei 2017   19:35 Diperbarui: 5 Mei 2017   07:45 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah sepengal kisah kami yang kehilangan seorang ayah tanpa sempat memberikan kata-kata terakhir untuk ayah, bahkan satu kata saja yaitu, “Kami sangat menyayangi ayah”.Sekarang sudah hampir 8 tahun kami tidak memiliki seorang ayah yang menjadi pelindung keluarga dan tidak merasakan kehangatan kasih sayang dari seorang ayah semenjak kepergian beliau Kamis,24 Desember 2009.Terkadang saya merasa iri dengan teman-teman yang masih memiliki seorang ayah tapi masih mengeluh akan sikap ayahnya yang keras padahal itu semua dilakukan ayahnya demi kebaikan anaknya.

      Pesan saya sebagai seorang anak yang telah kehilangan sosok seorang ayah kepada kalian yang masih memiliki seorang ayah adalah apabila kalian benar-benar sayang kepada ayah kalian, maka jangan sia-siakan kesempatan yang kalian miliki ketika ayah kalian masih hidup dan masih berada bersama dengan kalian semua.Karena penyesalan itu datangnya terakhir,pasti suatu saat kalian akan merasakan ketika ayah kalian sudah tiada.Peluklah ayah kalian sekarang jika kalian benar-benar mencintai dan beliau membalas pelukan kalian jangan kalian nanti menyesal hanya bisa memeluk ayah kalian ketika telah tiada dan beliau tidak akan membalas pelukan yang kalian berikan..

    Terimakasih ayah engkau telah hadir dalam hidupku dan mengajarkanku cara mengenal dunia dan tidak kenal telah untuk selalu tunjuk ajar ku kepada kebenaran.Jasamu tak akan terbalas walau harus nyawaku yang kukorbankan demi engkau “AYAH”….

Aku Akan Sealau Menyayangimu,Walau jasamu takkan bisa kubalas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun