Untuk itu, besar harapan Hary bahwa Kabupaten Bojonegoro dapat mewujudkan museum yang representatif. Sebab museum menjadi sumber informasi pertama suatu daerah. Terlebih, peneliti berbagai universitas seperti dari ITB, UNAIR, dan UPN Jogja menjadikan Museum 13 sebagai jujugan data dari komunitas.
Pengelolaan museum secara mandiri ini pun mendapat perbantuan konservasi dari Sragen dan Museum Geologi Bandung. Sehingga ilmu baru bagaimana pemetaan lapangan dan observasi bersumber langsung dari ahlinya.
"Kami juga memiliki agenda dengan siswa-siswi untuk terjun langsung praktik. Seperti saat bersama Balai Arkeologi Yogjakarta. Siswa terlibat langsung dalam proses ekskavasi Situs Wotanngare. Atau belajar mengidentifikasi artefak. Kegiatan bersama siswa ini dapat menumbuhkan rasa untuk peduli terhadap peninggalan bersejarah," tukasnya. [cs/nn]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H