Sebutlah saya orang yang negatif dan berburuk sangka, tapi pikiran negatif ini cukup mendasar, bahwa nyatanya agenda penanganan dan merawat ingatan sejarah Aceh lambat sekali pergerakannya kalau tidak bisa dikatakan berhenti. Baik dari segi merawat bukti ataupun penulisan sejarah. Memang harus saya akui bahwa ada begitu banyak faktor yang mempengaruhi hal tersbut. Tapi izinkanlah saya menaruh sebuah kecurigaan besar pada Pemerintah Aceh bahwa ada terlalu banyak pihak yang bermain-main dalam menangangi sejarah Aceh, dan sejarah Pocut Meurah Pupok menjadi salah satu buktinya.
Selesai.
Solo, 17 Mei 2020.
= = = = = = =
*Chaerol Riezal, merupakan Mahasiswa Program Studi Doktor Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta asal dari Aceh, Nagan Raya. Email: chaerolriezal@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H