Oleh karena itu, pertemuan antara Aceh sebagai si Tesis dan Belanda sebagai si Antitesis pun akan semakin berkembang sedemikian rupa, seiring dengan ditemukan fakta sejarah (dokumen) terbaru dan seiring perkembangan metodologi sejarah yang dialami oleh ilmu sejarah itu sendiri. Namun, setidaknya, dari pertemuan antara si Tesis Aceh dengan si Anti-Tesis Belanda ini mulai menemukan Sintesisnya, bahwa selain Perang Belanda di Aceh adalah perang terlama di Indonsia dan dunia yang menarik untuk disimak karena menyajikan dua kekuatan perang dan dua pemikiran dari dua klub berbeda Aceh dan Belanda, kini baik Aceh maupun Belanda telah menjallin hubungan diplomatik dan kerjasama sebagai teman, walau sebenarnya Sintesis ini sudah dimulai jauh sebelumnya ketika tim Aceh yang terbang ke manca negara untuk mencari dukungan pengakuan kemerdekaan Indonesia. Bahkan, kini pun banyak mahasiswa dan peneliti dari Aceh terbang ke Belanda untuk menimba ilmu dan membongkar ingatan masa lalu antara Aceh dan Belanda. Sebab disanalah bersemayam naskah-naskah Aceh.
= = = = = = =
Kamis, 8 Juni 2017
**Chaerol Riezal (Penulis) adalah Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo asal dari Aceh. Email: chaerolriezal@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H