Jadi, walaupun sejarah dan mitos pada dasarnya merupakan cara bagaiamana untuk menjelaskan (dan menuturkan) sebuah peristiwa masa lalu, tetapi keduanya berasal dari akar pemahaman yang sangat berbeda. Sangat-sangat berbeda sekali.
Persoalannya adalah ketika mitos dan catatan sejarah jumbuh menjadi satu. Ketika mitos menjadi sejarah dan sebaliknya ketika sejarah menjadi mitos yang berkembang.
Tiba-tiba saja ketika yang faktual, obyektif, rasional, khayal, subyektif, kontekstual, non kontekstual, sementara, dan abadi berbaur menjadi satu. Tinggallah kita umat manusia sering kali tergagap-gagap tak mampu mengurai sejarah dari mitos.
Sehingga seorang Napoleon Bonaparte, entah bercanda, serius ataupun putus asa, sempat mengatakan, “Sejarah adalah sebuah mitos yang diyakini kebenarannya oleh umat manusia”.
Beruntunglah, bahwa kebenaran ilmu itu (termasuk sejarah) harus diperoleh berdasarkan teori-teori ilmu, metode baku dan prosedur yang berlaku. Sehingga kebenaran suatu ilmu itu tetap utuh dan terjaga. Biarkanlah kalau mitos dan sejarah sulit dipilah, setidaknya pengaruh pada kehidupan tidak terlalu merepotkan. Cukup menjadi perbincangan di warung kopi saja.
=====
Jumat, 2 Desember 2016.
*Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Sejarah, lebih menyukai catatan-catatan sejarah yang bersifat faktual-objektifitas, dan masih sulit memahami sebuah mitos indrawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H