Dampak memanasnya dalam kapasitas negara terhadap Militer yang termasuk pada pengembangan material nuklir. Hal ini menjadikan penyampaian dari Presiden Korea Utara Kim Jong Un yang dilaksanakan oleh rapat partai bersama dan mempunyai kekuasaan dengan barang tiga peluncuran satelit mata -- mata tambahan.
Dalam diplomasi laporan kantor berita KCNA, bahwa Presiden Korea Utara Kim Jong Un menyampaikan terhadap petinggi militer untuk tegas dalam mempertajam 'Pedang Pusaka' yang dipercaya untuk menjaga keamanan Korea Utara. Perihal skema ini masuk dan menyinggung Program nuklir Korea Utara.
Pada awal mula yang bertepatan pada tahun 2022 bahwasannya, Korea Utara telah melakukan meluncurkan lebih dari 100 (seratus) uji coba rudal dengan adanya peningkatan Aktivitas Gabungan Militer AS dan Korea Selatan. Dan termasuk Pyongyang juga disebut berupaya memperkuat hubungan kepada antar dua Negara Rusia dan China.
Selanjutnya, Pihak dari Korea Selatan juga turut secara serius mengemban kapabilitas serangan pendahuluan, pertahanan udara, dan kapabilitas pembalasan merespons ancaman dari senjata konvensional Nuklir Korea Utara.
Diucapkan pada pidato menyambut Tahun Baru 2024 bahwa Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menegaskan pihaknya hendak mencapai Perdamaian dan Kekuatan. Atas tingkatan ketegangan Semenanjung Korea, bahwa, Pakar menilai bentroknya militer berskala kecil dapat terjadi di perbatasam Korea Utara -- Korea Selatan pada tahun ini.
Selanjutnya, hal terdapat atensi dari kemungkinan pahit dari Pyongyang yang kemungkinan akan mencoba rudal balistik antarbenua yang bisa mencapai daratan AS pada 2024. (Analisa media pada tajuk Resolusi 2024 Kim Jong-un: Luncurkan Satelit, Produksi Nuklir, Musnahkan AS-Korsel jika Diprovokasi (2024)).Â
Media pemerintah KCNA bertepatan pada Kamis (28/12/2023) menyampaikan bahwa peringatan Pyongyang tak akan ragu melancarkan serangan nuklir jika diprovokasi dengan hal yang sama. Ini menjadi peran atensi pada desakan Kim Jong Un dilontarkan disaat pertemuan didalamnya ada partai -- partai penting Korea Utara pada akhir tahun. Bentuk perkiraan akan segera terus diumumkan terhadap kebijakan -- kebijakan untuk 2024.
Atensi diplomatis terhadap retorika agresif yang menekankan pada semenanjung militer korea menjadi ekstrem karena konfrontasi anti Korea Utara yang belum pernah terjadi sebesar ini pada saat keadaan sebelumnya. Dari Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat sedang meningkatkan kerja sama untuk membentuk pertahanan dalam menghadapi serangkaian uji coba senjata Korea Utara yang memecahkan rekor terbanyak.
Retorika agresif dari mempertahankan penyerangan rudal balistik dari ketiga Negara juga mengaktifan system untuk berbagi data real - time mengenai peluncuran rudal Korea Utara. Adanya Kapal dari AS dengan menggunakan jenis Kapal Selam dengan bertenaga nuklir tiba di kota pelabuhan Busan di Korea Selatan, kemudian Washington juga menerbangkan pesawat pembom jarak jauh dalam latihan dengan Seoul dan Tokyo.
Tingkatan diplomatis terhadap penempatan senjata strategis AS seperti pesawat pembom B-52 dalam latihan bersama di semenanjung Korea adalah bentuk langkah provokatif perang nuklir yang disengaja. Â Dan termasuk dalam retorika agresif yang berasal dari Korea Utara tahun ini sukses meluncurkan satelit pengintai, mengabadikan statusnya sebagai Negara nuklir dalam undang -- undang, dan melakukan uji coba rudal balistik antarbentuk (ICBM) yang dianggap canggih.