Mohon tunggu...
Chaerani Agustin
Chaerani Agustin Mohon Tunggu... Penulis - Master Digital Marketing Komunikasi

Penulis Konservasi Satwa Liar serta membuat pemahaman secara penulisan terhadap masyarakat pada kepentingan Konservasi Satwa Liar. Peneliti Konservasi Satwa Liar Papua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Strategi Kreatif Upaya Perdamaian Nuklir di Semenanjung Korea & Global

5 Agustus 2024   15:12 Diperbarui: 5 Agustus 2024   15:27 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal mula revisi Strategi Penangkalan yang telah disesuaikan oleh (Tailored Detterence Strategy) atau dengan singkatan TDS. Dimana, Negara sekutu peran lama, mempunyai kontingensi gabungan terhadap potensi yang merespons Nuklir AS. Dan adanya peningkatan kemampuan penangkalan Non-Nuklir Korea Selatan.

Berhasil ditemukan oleh peneliti Sungkyun Institute for Global Strategy di Sungkyunkwan University, kepada FORUM yang menggunakan amunisi untuk Republik Korea (Republic of Korea) atau ROK. Yaitu nama resmi Korea Selatan.

Tepat pada tahun 2013, Timbul kekuatan ledakan persenjataan Nuklir Korea Utara telah meningkat secara signifikan, ungkapan ini diutarakan oleh Kim Jae Yeop dengan adanya indikasi bahwa rezim itu telah menghasilkan cukup banyak bahan fisil kelas senjata yang sering digunakan untuk banyaknya lusin hulu ledak nuklir.

Bentuk pengemban system pengiriman Rudal yang mampu menargetkan Jepang dan mungkin AS, peran dari Seoul dan Washington wajib menerapkan langkah -- langkah yang efektif untuk menghadapi kuatnya irisan pisau dari tantangan WMD Pyongyang (lontarkan dari Kim Jae Yeop).

Fokus utama selain dari Korea Utara telah mempunyai dan diyakini telah mengembangkan system pengiriman maupun postur penangkalan mereka untuk melawan ancaman dari WMD Korea Utara (dari dua fokus bagi Seoul dan Washington), hal ini menjadikan bentuk perluasan komitmen penangkalan Nuklir AS di semenanjung Korea dan pengembangan kemampuan penangkalan Non-Nuklir yang dimiliki oleh Korea Selatan.

Perwakilan dari Korea Selatan, Kim Jae Yeop mengatakan bahwa Korea Selatan telah meningkatkan system penangkalan ''Tiga Sumbu'' yang terdiri dari asset Pengintaian, Amunisi Serangan presisi jarak jauh, dan Pertahanan Rudal.

Keberagaman self- secure ini yang digunakan oleh Negara Korea Selatan, atas kerangka dari pertahanan dan mempunyai maksimalitas dari ancaman WMD Pyongyang dalam mencegah situasi ekstrem penerapan dan perluasan mendeteksi, mengganggu, menghancurkan dan mengalahkan ancaman WMD Pyongyang. (Kutipan analisa dari Peningkatan strategi penangkalan Sekutu mengatasi semakin meningkatnya ancaman nuklir Korea Utara (2024)).

Ditemukan dalam publikasi Pusat Analisis Keparlemenan Badan Keahlian Setjen DPR RI, Slogan ''Freedom Shield'' yang dilakukan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat melakukan latihan militer bersama sejak 4 Maret hingga 14 maret 2024.  Adalah peran pelatihan semi tahunan yang dilakukan oleh kedua Negara.

Pelatihan ini berjalan selama 11 hari merupakan yang pertama kali dilakukan sejak Pyongyang Membatalkan pakta militer antar korea yang pernah mereka sepakati tepat tahun 2018 untuk meredakan ketegangan. Tujuan nya sebagai peran solutif dan koefisien dalam melibatkan dua pasukan dalam banding sebelumnya. Atas peran kesiapan menghadapi Korea Utara yang termasuk membangun kemampuan menetralisasi ancaman Nuklir Korea Utara, termasuk kemampuan dalam menjalankan pemahaman dalam peran identifikasi dan menyerang jelajah Rudal dari Korea Utara.

Atas ketertimbulan dari kementerian Pertahanan Korea Utara menganggap latihan itu sebagai tindakan memicu ketegangan, dan mendesak penghentian latihan dengan segera. Kementerian Pertahanan Korea Utara menganggap juga sebagai perlakuan Defensif yang melainkan tindakan yang bertujuan untuk menyerang Korea Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun