Pada tanggal 14 Desember 2024, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) yaitu Indah Oktavia, Bryan Reizayadi Haveidz, Muhammad Surya Pratama, Naila Zahra Cintani, Aulia Ramadani, Bintang Zulkarnaen Suwandi, Chachalia Nurma Hera, dan Davi Ammar, menggelar acara sosial bertajuk "Berbagi Harapan: Dengan Mereka  yang Berpenghasilan Tak Menentu." Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada para pekerja informal, seperti Ojek, Supir Angkot, dan Tukang Parkir, yang sering kali menghadapi tantangan ekonomu yang tidak menentu.
Di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif, banyak individu yang mengandalkan pekerjaan informal untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang berkontribusi pada mobilitas masyarakt, namun sering kali kurang mendapatkan perhatian dan dukungan dari lingkungan sekitar. Melihat kenyataan ini, para Mahasiswa merasa terpanggil untuk berkontribusi dan memberikan harapan kepada mereka.
Pada persiapan acara dilakukan dengan memilih menu konsumsi yang akan dibagian kepada para pekerja informal yang akan di wawancara. Mahasiswa secara sukarela untuk menyisihkan sebagian dari anggaran pribadi untuk menyediakan konsumsi yang layak. Pada hari pelaksanaan, Mahasiswa berkumpul di lokasi ang telah ditentukan di sekitar Kampus Untirta Ciwaru. Suasana di lokasi kegiatan dipenuhi dengan keceriaan dan rasa kebersamaan. Mahasiswa mulai membagikan konsumsi kepada Ojek, Spir Angkot, dan Tukang Parkir yang berada di sekitar Kampus.
Selain membagikan konsumsi, Mahasiswa juga meluangkan waktu untuk berbincang dengan para narasumber. Dalam percakapan, Mahsiswa mendengarkan cerita keseharian, harapan untuk masa depan, serta pentinganya pendidikan bagi anak-anak mereka.
Bapak Herman, berusia 53 tahun, yang dulunya merupakan seorang karyawan pabrik. Beliau saat ini berkerja sebagai driver ojek online sejak 2017 dikarenakan pabrik yang dulu sempat menjadi tempat kerjanya sekarang sudah gulung tikar. Sejak beliau bekerja menjadi driver ojek online, menurut beliau waktu dalam ia bekerja menjadi lebih efisien berbeda saaat beliau bekerja di pabrik karena waktunya terbatas.
"Saat era covid, benar-benar terasa pasang surutnya dan sehari hanya bisa bawa pulang uang 100ribu" kata beliau.
Bapak Hari, berusia 52 tahun. Beliau bekerja sebagai juru parkir di salah satu restoran makanan cepat saji di sekitar Kampus Untirta Ciwaru. Ia bekerja dari jam 08.00 pagi hingga 14.00 siang.
"Pendapatan kira-kira 60 ribu perhari, dulunya distributor ABC dan pensiun di 2017" kata beliau.
Karena tidak ada kegiatan, beliau memutuskan untuk menjadi juru parkir.
Melalui interaksi ini, Mahasiswa tidak hanya memberikan bantuan fisik berupa makanan tetapi juga menciptakan ikatan emosional dengan para penerima bantuan. Banyak dari mereka merasa terharu dan bersyukur atas perhatian dan dukungan yang diberikan.
Kegiatan ini juga menciptakan rasa solidaritas antara Mahasiswa dan masyarakat. Banyak dari para pekerja yang mengungkapan rasa terima kasih dan harapan bahwa kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan di masa mendatang. Melalui kegiatan "Berbagi Harapan", Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Untirta tidak hanya belajar tentang tanggung jawab sosial tetapi juga merasakan langsung dalam kehidupan orang lain. Kegiatan ini menjadi momen berharga dalam membangun kesadaran akan pentingnya saling membeantu dalam komunitas.
Dengan suksesnya kegiatan ini, diharapkan akan lahir lebih banyak inisiatif serupa dari kalangan Mahasiswa maupun masyarakat umum untuk saling mendukung dan berbagi harapan. Karena pada akhirnya, setiap tindakan kecil dapat membawa perubahan besar salam kehidupan mereka yang membutuhkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H