"Salah kamu si mas, sibuk kerja mulu. Anaknya ga pernah di perhatiin. Serin jadi bandel, tempramen bangetkan,". Ucap mama Serin menyalahkan suaminya.
"Lah kok aku, harusnya kamu dong, kamu sebagai ibu harusnya lebih tau tentang anakmu!" Balas papa Serin tak terima di salahkan.
Mereka terus berdebat tak sadar sedang di kantor polisi.
"Udah Pa...Ma..." Tegur  Serin kesal.
"Di sini yang salah aku. Aku yang terlalu emosian, bukan mama papa yang kurang mendidik aku! Aku sengaja mau di bawa kesini juga karna mau mama papa perhatian ke aku. Aku butuh kasih sayang ma, pa. aku ga butuh uang banyak kalian. Aku butuh kasih sayang kalian." Ucap Serin tak sadar mengeluarkan semua uneg-uneg yang tadi ia pikirkan di taman.
Orang tua Serin langsung tersadar. Ya, seharusnya memang mereka yang salah. Mereka jarang memberi kasih sayang kepada anaknya sehingga Serin tumbuh dengan mental seperti ini. Mereka sadar bahwa mereka memang tak pernah memperhatikan Serin. Mereka terlalu sibuk dengan dunia sendiri sehingga melupakan anak tunggal mereka yang ternyata sangat kesepian.
Meihat Serin mengeluarkan uneg-unegnya dengan penuh emosi, para polisitersebut mengerti. Anak ini hanya haus kasih sayang dari orang tuanya, meski disini Serin tak sepenuhnya salah
Polisi yang juga berusaha mengerti, akhirnya mengajak damai. Orang tua gadis tadi meminta maaf, juga si gadis tadi. Selesai acara maaf-maaf an. Lain hal dengan orang tua Serin yang tampak masi diam
Setelah selesai. Di mobil, orang tua Sering mencoba meminta maaf. Mereka menyesali atas kurangnya kasih sayang pada Serin. Mereka berjanji akan selalu ada untuk anaknya, dan mulai menanm kembali kehangan keluarga kecil itu.
Serin tersenyum haru. 'Ada untungnya juga gua tadi emosi terus di seret ke kantor polisi hehe. Walau tampang gua jadi gembel gini si. Inilah yang di tunggu-tunggu Serin, keluarga hangat penuh kasih sayang lagi seperti 5tahun yang lalu.
Kadang kalanya, sifat seseorang yang kita anggap buruk, itu mungkin tak selalu ia inginkan pada dirinya. Namun kondisi lingkunganlah mungkin yang menjadi penyebabnya. Jangan berprasangka buruk kepada orang terlebih dahulu, pahami bahwa kondisi setiap orang berbeda-beda.