Soal bagasi tercatat, saat ini maskapai kita banyak memberikan jatah yang cukup banyak secara gratis. Pasalnya, ketika dipisahkan harga tiket jadi kurang menarik. Ini semua terjadi ketika ukuran bagasi tambahan sudah dipaket, terkadang masuk paket ini kekurangan tetapi paket berikutnya sangat berlebih. Memberikan hanya bagasi kabin secara gratis dan kemudian memesan jatah bagasi tercatat secara kiloan bisa dianalisis untuk memberikan kemungkinan harga tiket lebih terjangkau, sedangkan sisa kapasitasnya bisa digunakan untuk bisnis kargo atau bahan bakar yang dibawa bisa dikurangi. Jika perlu, jatah bagasi kabin gratis bisa dikurangi (misalnya 5 kg atau satu bawaan per orang) dan sisanya (misalnya bawaan berikutnya atau tambahan berat, selama ) tetap bisa dibawa ke kabin sampai batas tertentu dengan menambah biaya.
Ketika menempatkan iklan sebagai livery pesawat membutuhkan waktu untuk memasang dan mencopotnya, maskapai bisa menjajaki kemungkinan iklan di file konfirmasi tiket, tercetak di boarding pass dan tag bagasi tercatat, sampai disiarkan melalui radio pengumuman di pesawat atau menggantikan musik yang diputar pada waktu tertentu sepanjang penerbangan. Fleksibilitas refund dan reschedule bukan karena force majeure juga dapat dijadikan fitur opsional berbayar. Utilisasinya mungkin lebih baik dari pemilihan kursi berbayar, sekaligus mendatangkan peluang pendapatan dari mereka yang tidak membeli fitur dan kemudian batal menaiki penerbangan itu.
Efisiensi dan efektivitas, keterisian penumpang, modularisasi fitur semaksimal mungkin, serta kolaborasi dengan industri pariwisata dapat membantu maskapai berbiaya rendah menurunkan harga tiket semakin dekat ke batas bawah. Kreativitas mencari rute, baik dengan menggabungkan dua destinasi gemuk yang belum terhubung secara langsung maupun mencari destinasi yang belum banyak diterbangi, bisa mendatangkan sumber pendapatan yang menjanjikan. Industri tetap lestari, masyarakat bisa mendapatkan biaya transportasi yang lebih murah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H