Soal penampilan yang kurang cantik berupa dagu tebal, dahi tebal karena layar kotak sempurna dan kamera di luarnya, bisa jadi masalah kemudian.
Pemerintah dan BUMN bisa memulai dari perangkat kelas bawah untuk transisi masyarakat dari ponsel ala "Nokia 2G" ke 4G/5G terlebih dahulu, bersaing di pasar secara serius mungkin bisa menenggelamkan wajah seperti apa yang sudah dialami lebih dulu oleh Nexian, Evercoss, atau Polytron.Â
Nah, berikutnya adalah soal layanan purnajual berupa tempat servis dan suku cadang yang memadai. Perangkat lunak disentuh lebih dalam agar nyaman digunakan dan memiliki keamanan data yang dapat diandalkan.
Menjadi produsen yang bisa bertarung di kancah regional atau global adalah rencana jangka panjang brand lokal, sementara cukup berharap ekspor dari pabrik brand asing sambil proses alih teknologi harus terus berjalan.Â
Modal untuk sampai menjadi produsen ponsel yang berdaulat dan berdasarkan berbagai kekayaan intelektual sendiri itu berat, butuh kerja sama dengan banyak pihak swasta.
Jadi, ada dua pilihannya. Memulai dari ponsel standar tanpa gimmick untuk masyarakat kelas bawah, bisa melengkapi program internet gratis jika jadi diimplementasikan. Bisa juga bekerjasama dengan swasta dan berharap pada mereka. Bagaimana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H