Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pabrik Ponsel dan Ponsel Lokal di Tanah Air: Tidak Semudah Itu Mewujudkan Kedaulatan Teknologi

5 Februari 2024   09:06 Diperbarui: 5 Februari 2024   10:31 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang becak dengan iPhone. Foto: Iklan debat KPU, diunggah oleh @nicholasadity19 di X

Usaha ini boleh saja, bahkan Korea Utara pun sudah melahirkan beberapa ponselnya sendiri. Akan tetapi, kita tahu dari pengalaman beberapa tahun ke belakang bahwa brand lokal kurang bersaing untuk segmen midrange dan yang lebih tinggi dari soal spesifikasi dan harga melawan brand global yang membeli suku cadang besar-besaran dan sebagian proses produksinya dilakukan di negara lain berbiaya lebih rendah.

Lihat saja apa yang dilakukan brand lokal di pasar laptop untuk bisa bersaing. Membeli sasis setengah jadi dari pabrikan ODM asing, melakukan variasi spesifikasi minor sesuai yang bisa dilakukan, pasang logo brand dan buat kemasan, jadi. Mereka tidak melakukan R&D secara penuh dan juga tidak menyentuh perangkat lunak secara mendalam. 

Ini yang menjadi kelemahan brand lokal berikutnya, jika perangkatnya tidak murah tentu pengguna berharap brand peduli paling tidak untuk menambal celah keamanan dan permasalahan aplikasi yang ada. Update software dan driver lebih disukai, umur perangkat dan dukungan aplikasi bisa lebih panjang.

Masalahnya kembali lagi ke banyak penggunanya. Lihat brand Tiongkok dan Korea, mereka memproduksi dengan jumlah yang lebih banyak dan bisa bersaing secara harga karena fasilitas produksinya cenderung dipusatkan di negara yang biaya tenaga kerjanya lebih rendah, bahkan lebih murah dari UMR di Tanah Air. 

Ditambah lagi, masyarakatnya cukup solid menggunakan barang dari brand lokal sekalipun digempur sana-sini, misalnya Huawei dengan segala keterbatasannya pasca disanksi dunia Barat. 

Kita? Iklan antarsegmen debat menampilkan laptop Asus dan Lenovo Legion, setidaknya bisa Axioo Pongo atau Advan Workplus sekalipun itu produk ODM kan? Ponselnya kalau bukan iPhone, ponsel dengan punch hole display.

Harus diakui, sebagian besar ponsel baru di dunia saat ini berkiblat ke penggunaan sistem operasi Android oleh Google yang kemudian "divariasikan" oleh brand. Prosesornya cenderung berasal dari produsen yang itu-itu saja dan semuanya masih mengandalkan lisensi arsitektur Arm. 

Bahkan, brand sekelas Samsung yang bisa mengembangkan layar OLED, memori, dan teknologi fabrikasi, prosesornya saat ini tidak hanya mengandalkan lisensi arsitektur Arm tetapi lebih jauh sekalian dengan lisensi inti Cortex karena menemui jalan yang kurang mulus dengan inti Mongoose yang pernah dikembangkan sendiri sebelumnya. 

Kartu grafisnya juga jika bukan bekerjasama dengan AMD, lagi-lagi membayar lisensi dari Arm untuk penggunaan desain Mali. Boro-boro HAKI, kita pun mungkin perlu belajar menggabung inti prosesor Cortex dan grafis Mali terlebih dulu sebelum lebih jauh mengembangkan inti sendiri seperti Apple Bionic, ya lagi-lagi masih di bawah arsitektur Arm.

Selanjutnya, kita mendesain sendiri ponsel yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan target harga serendah mungkin. Internet bisa dibayar harian, mingguan, atau bulanan, tetapi ponsel umumnya dibayar di depan atau mengandalkan cicilan dengan bunga cukup tinggi. 

Menjadi PR berikutnya bagaimana kita mampu memberikan ponsel yang tidak lambat, kameranya mumpuni minimal untuk berjualan online, memorinya cukup lega, baterainya tahan lama, layarnya cukup terang di bawah terik matahari, perangkat lunak tanpa iklan mengganggu, itu kebutuhan dasar kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun