Berbicara mengenai energi, ada dua sektor yang sangat erat dibicarakan yaitu listrik dan transportasi. Kehidupan yang kembali normal pascapandemi membutuhkan tindakan komuter. Seiring kemajuan teknologi, ditinggalkannya cara kerja tradisional, dan mulai beralihnya penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik, kebutuhan energi listrik terus meningkat. Bagaimana agar lingkungan tetap lestari
Ekstraksi bahan bakar fosil oleh kegiatan pertambangan merusak lahan dan mengganggu kehidupan sekitarnya baik flora, fauna, maupun manusia. Pembakarannya mencemari udara, meningkatkan suhu Bumi, dan mengganggu pernapasan. Transisi ke energi terbarukan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Proses produksi alat pendukung dan penggunaan lahan untuk membangun pembangkit listrik yang baru serta baterai penyimpan energi juga berpotensi memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Ketika jumlah manusia terus bertambah, jalan menjaga lingkungan adalah mengendalikan pemanfaatan energi secara bijaksana.
Tidak hanya soal lingkungan, bijaksana memanfaatkan energi juga soal uang
Tidak hanya mengimbau dan memberikan edukasi, tarif layanan transportasi sewa dan listrik "turut andil" memengaruhi pengguna. Adanya jarak minimum dan tarif minimum yang membuat perjalanan relatif lebih mahal untuk jarak pendek pada beberapa sarana transportasi, juga tarif dasar listrik yang cenderung tinggi untuk mereka dengan kapasitas daya terpasang lebih tinggi. Kita diajak menggunakan energi jika benar-benar perlu.
Dalam skala negara, masyarakat yang bijak memanfaatkan energi membantu negara dalam mengurangi pengeluaran terkait yang tidak perlu, apalagi jika harus melakukan impor. Dananya dapat digunakan untuk keperluan lain yang lebih penting dalam membangun bangsa dan negara.
Gerakan diri sendiri dan keluarga menghemat penggunaan energi
Berjalan kaki untuk perjalanan jarak dekat jika sehat, penerangan alami dari sinar matahari ketika terang daripada menyalakan lampu, mematikan kipas angin dan pendingin ruangan ketika udara alami sudah dingin karena hujan, jelas meniadakan kebutuhan energi. Mematikan keran air, kendaraan, dan peralatan elektronik setelah selesai digunakan atau selama tidak digunakan, meniadakan kesia-siaan penggunaan energi. Kami sendiri di rumah konsisten melakukannya sampai hari ini.
Jalan berikutnya adalah memahami kebutuhan energi dan menyesuaikan alat dengan kebutuhannya. Ruangan yang tidak terlalu besar bisa menggunakan pendingin ruangan berdaya lebih rendah dan tetap sedia kipas angin sebagai alternatif ketika udara tidak panas-panas amat, demikian pula dengan ukuran televisi dan kulkas sampai pilihan komputer di rumah. Lampu dipilih sesuai kebutuhan dan ketika membangun ruangan baru bisa mempertimbangkan untuk menaruh empat lampu di masing-masing sudut dibandingkan satu lampu di tengah untuk menghemat listrik jika hanya membutuhkan sedikit penerangan di titik-titik dekat pojok. Alternatif lain yang bisa dilirik adalah penggunaan lampu meja yang lebih kecil.
Hal lain soal pilihan kubikasi mesin kendaraan. Tenaga mesin cukup sesuai dengan kebutuhan trek, banyaknya penumpang, total berat penumpang dan barang bawaan, serta kecepatan perjalanan. Tenaga yang berlebih akan mengakibatkan konsumsi energi yang lebih besar secara sia-sia, misalnya mobil sport untuk penggunaan sendirian sehari-hari di jalan raya. Penggunaan transportasi massal selama memungkinkan tetap menjadi pilihan utama karena satu kendaraan digunakan bersama-sama.
Memanfaatkan sumber energi yang lebih ramah lingkungan
Mengendalikan kebutuhan pemanfaatan energi akan mempermudah transisi ke energi terbarukan. Akan tetapi, transisi tersebut tetap merupakan proses yang perlu dikerjakan secara terpisah dan serius. Alangkah bahagianya jika kita bisa turut berpartisipasi dengan menggunakan pembangkit listrik mandiri di rumah berbasis angin, sinar matahari, atau gerakan air, tetapi tidak harus dipaksakan apalagi jika tempat tinggal tidak mendukung. Misalnya tinggal berpindah-pindah atau di bangunan bersama seperti rumah susun.
Ketika listrik masih mengandalkan suplai dari PLN, rumah kita bisa menghindari penggunaan genset ketika suplai padam dan tidak dalam kondisi darurat membutuhkan suplai listrik. Dalam mengoperasikan kendaraan yang kita miliki, penggunaan bahan bakar dengan kualitas lebih tinggi diutamakan agar hasil pembakaran lebih optimal dibandingkan terhadap polusi yang ditimbulkan dan dapat mempertimbangkan produk hasil pencampuran dengan energi terbarukan jika ada serta memungkinkan. Misalnya, Pertamax Green yang tentu berada di atas Pertalite dan Pertamax dengan selisih harga yang mungkin terasa bagi pengguna mobil, tetapi tidak terlalu bagi pengguna sepeda motor. Bahan bakar berkualitas ini tentunya digunakan bersamaan dengan kendaraan yang sudah memenuhi standar emisi gas buang saat ini, dirawat dengan baik, dan senantiasa lulus uji emisi.
Bijak berenergi kapan saja dan di mana saja
Kebijaksanaan memanfaatkan energi tidak hanya dilakukan ketika kita mengeluarkan uangnya sendiri. Sekalipun berada di tempat-tempat yang tidak menagih tarif penggunaan energi secara langsung, kita tetap harus bijak demi kelestarian lingkungan.
Keluarga kami bukan kelompok yang senang menaruh kartu kamar hotel untuk membiarkan listrik tetap menyala selama meninggalkannya. Dengan konsekuensi kamar mungkin terasa sedikit panas ketika kembali, kami bersabar menunggu daripada membiarkan listrik terbuang berjam-jam. Pendingin ruangan kami matikan secara sukarela ketika udara alami sudah terasa cukup sejuk.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengontrol konsumsi kita termasuk membeli barang seperlunya dan merawat dengan baik sehingga awet juga berperan. Memproduksi barang baru membutuhkan energi yang tidak sedikit, sehingga tidak unruk disia-siakan. Dana dari penghematan tersebut bisa kita alihkan untuk bersama-sama membantu pembiayaan transisi ke energi berkelanjutan baik dalam bentuk pembelian obligasi maupun saham dari pihak-pihak terkait yang membangun infrastruktur tersebut.
Menyebarkan pengaruh melalui pendidikan itu perlu, tetapi perlu lebih jauh lagi
Memberikan edukasi berupa himbauan oleh lembaga terkait dan berbagi pengalaman oleh masyarakat seperti kita sebagai penulis atau melalui media lain itu perlu. Akan tetapi, harus diakui bahwa kita membutuhkan perjalanan lebih jauh berupa dukungan Pemerintah untuk memfasilitasi kita melakukan upaya baik ini. Transportasi massal masih memerlukan tambahan armada dan rute sehingga peran kendaraan pribadi dan transportasi publik semipribadi seperti taksi atau ojek bisa dikurangi.
Di satu sisi, Pemerintah perlu memaksa sedikit lebih keras. Pajak tambahan untuk kendaraan dengan kubikasi mesin lebih tinggi dari rata-rata dapat mengurangi pembakaran bahan bakar sia-sia hanya untuk komuter di dalam kota, demikian pula untuk barang elektronik yang tergolong boros listrik. Tarif dasar listrik juga dapat memberikan harga lebih murah untuk penggunaan sampai batas tertentu sebelum kemudian naik agar merangsang perilaku hemat energi dan penggunaan elektronik ramah lingkungan di masyarakat.
Bijak berenergi harus kita lakukan bersama untuk menjaga lingkungan tetap lestari. Dengan memastikan bahwa kuantitas penggunaan energi kita sesuai kebutuhan, kita membantu transisi ke energi berkelanjutan bisa lebih mudah dan cepat dilakukan tanpa perlu menyediakan sumber energi secara berlebihan. Kualitas penggunaan energi yang optimal memastikan tidak ada energi terbuang sia-sia dan meminimumkan dampak negatifnya bagi lingkungan. Insentif Pemerintah bagi mereka yang aktif berperan dan disinsentif bagi mereka yang berlaku sebaliknya dapat membantu menyukseskan usaha ini secara nasional. Selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H