Jika ada yang kurang, mungkin tempat makan di dalam bandara untuk mengisi perut wisatawan yang lapar dan sedang menunggu proses boarding.
Bandara sekunder di pulau yang sama membantu menghemat waktu wisatawan.
Keberadaan bandara sekunder di satu pulau yang sama membantu penghematan durasi. Misalnya, wisatawan yang hendak mengunjungi Danau Kelimutu dari Labuan Bajo bisa menghemat waktu dengan menumpangi penerbangan dari Labuan Bajo ke Ende.Â
Jarak hampir 400 km yang bisa memakan hitungan jam jika ditempuh melalui jalur darat cukup membutuhkan waktu tidak sampai satu jam dengan pesawat turboprop ATR 72.
Menambah kesiapan NTT menyambut lebih banyak wisatawan
Setiap tahunnya, tentu suatu wilayah ingin mendapatkan wisatawan lebih banyak untuk menggeliatkan ekonomi setempat. Akan lebih baik lagi jika wisatawan yang bertambah datang dari luar negeri, membawa uang segar ke negeri ini dan bukan hanya peralihan antarprovinsi.Â
Permasalahannya, meskipun sudah memiliki bandara internasional dan ada maskapai asing yang berminat untuk masuk, belum banyak penerbangan internasional melibatkan bandara di NTT.Â
Jika dilihat dari statistik penerbangan, bandara yang beroperasi dari pagi sampai petang masih disibukkan dengan melayani rute ke Pulau Jawa, Pulau Bali, atau antarpulau di NTT itu sendiri.
Ketika bandara di Pulau Jawa dan Bali sudah sibuk melayani mereka yang benar-benar mengantarkan penumpang ke sana tanpa tujuan transit, kita harus memikirkan cara masuk lain ke NTT. Bisa melalui salah satu bandara di NTT langsung dari negara lain, atau melihat pintu masuk di wilayah lain yang juga hendak dikembangkan potensi pariwisatanya.
Mengembangkan dunia aviasi di NTT dan menjadi pengaruh yang baik untuk semua
Indonesia adalah negara kepulauan dan NTT adalah salah satu provinsi kepulauan. Pengembangan konektivitas udara di NTT patut dijadikan contoh bagi provinsi lain yang serupa baik di dalam maupun di luar negeri selama memiliki karakteristik yang sama.Â
Luas wilayah yang mencukupi untuk membangun bandara tanpa mengorbankan kelestarian alam secara signifikan, banyaknya penduduk yang dijangkau oleh bandara, dan potensi banyaknya wisatawan yang bisa masuk dalam satu waktu ke daerah tersebut tentu menjadi pertimbangan.Â
Apalagi jika jarak pulau yang dikunjungi dari kota utama sudah lebih dari 80 kilometer, perhitungan saya menunjukkan bahwa penerbangan dapat dipertimbangkan daripada perjalanan laut selama biaya dan permintaannya mendukung.