Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menyikapi Ide Plat Custom Bebas Ganjil Genap Sampai Rp500 Juta

4 Agustus 2023   20:10 Diperbarui: 5 Agustus 2023   07:15 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, privilese bebas ganjil genap agak bertolak belakang dengan misi meningkatkan penggunaan mobil listrik murni. Seperti kita tahu, selama ini mobil listrik murni saja yang punya keistimewaan itu. 

Ya, dengan konsekuensi jarak tempuh maksimum sekali jalan yang kurang kompetitif, durasi mengisi tenaga yang lebih lama dan terbatasnya stasiun pengisian, harga yang lebih mahal, sampai keterbatasan model di pasar.

Bayangkan jika saya membeli plat sesuai nama ini untuk digunakan di mobil listrik saya, tentu saya akan merugi karena biayanya sama besar dengan pengguna plat nama di mobil bensin atau diesel biasa tanpa adanya penggantian privilese. 

Skenario lain, masih banyak orang mampu yang ragu dan belum mau beralih ke mobil listrik, tetapi ingin privilese bebas ganjil genap, akhirnya membeli plat sesuai nama ini agar tidak perlu membeli dan merawat dua mobil berbeda.

Kalau belinya dua Hyundai Stargazer sih tetap lebih murah dari membeli plat sesuai nama atau mobil listrik setara. 

Atau, Lexus UX300e yang beberapa minggu terakhir sering saya temui di kawasan Sudirman-Thamrin, dia cukup menarik secara harga dan fitur untuk melawan Mercedes-Benz GLA200 yang dipasangkan dengan plat sesuai nama. 

Bagaimana dengan pecinta sedan E-Class yang ingin bebas ganjil genap? Bisa jadi memilih E-Class bensin dengan plat bebas daripada membeli EQE, masih lebih hemat modal selama mobil bensinnya digunakan paling lama lima tahun saja.

Ketiga, kreativitas dan keadilan. Ketika huruf depan sesuai wilayah dan angka masih ada, pemilik mobil dituntut kreatif dengan keterbatasan yang ada. 

Misalnya, selama ini saya tidak bisa menggunakan nama panggilan saya (Cev) dalam bentuk plat C 3 V karena saya warga Jakarta dan plat berawalan C memang tidak ada. 

Satu-satunya harapan saya adalah menggunakan nama kedua saya untuk membuat plat B 3 VAN, ya harus keluar Rp15 juta, "diganggu" kode daerah, dan itupun sudah ada yang punya sayangnya. B 33 VAN dan B 333 VAN sih belum terdaftar, tetapi budget beli mobilnya yang belum ada :)

Lain halnya dengan pemilik nama Bagas yang tinggal di Jakarta, bisa bebas dari gangguan kode daerah karena memang sesuai dengan huruf pertama namanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun