Kepemimpinan Indonesia tahun ini di ASEAN membawa kabar baik. Bulan Mei lalu, anggota kawasan mendeklarasikan komitmen dalam mempercepat konektivitas sistem pembayaran regional. Memanfaatkan mata uang masing-masing negara, ASEAN bertumbuh menuju ekonomi yang lebih maju, terintegrasi, dan mandiri. Penggunaan bersama QRIS menjadi salah satu langkah awal yang dapat dirasakan oleh kita sebagai masyarakat ASEAN.
Manfaat QRIS selama ini untuk pengusaha dan pelanggan di Tanah Air
Sebelumnya, Bank Indonesia telah memperkenalkan QRIS yang dinilai lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Penyelenggara usaha terbantu dengan merchant discount rate dan biaya pencairan dana yang lebih terjangkau. Mereka juga tidak perlu lagi menyediakan beberapa EDC untuk dapat menjangkau berbagai bank yang digunakan oleh pelanggan. Cukup mencetak kode QR usaha tersebut, biaya administrasi dan operasional bisa ditekan dengan notifkasi transaksi yang bisa dilihat secara interaktif dan realtime.
Penggunaan QRIS telah membantu banyak pelaku UMKM dan mengurangi risiko terkait penggunaan uang tunai, mulai dari kekecewaan pelanggan karena tidak ada kembalian, penipuan menggunakan uang palsu, sampai pencurian uang. Pelanggan juga dipermudah karena mereka bisa membayar transaksi dengan satu sumber dana, baik kartu kredit, rekening bank, maupun dompet daring lainnya. Mereka hanya perlu melakukan scan kode QR yang ada dan kasir tidak akan bisa melakukan pencatatan terkait informasi rahasia seperti tindakan double swipe pada kartu debit atau kartu kredit.
Manfaat QRIS yang kini digunakan bersama di ASEAN
Ketika QRIS melanglang buana ke negara tetangga, dampak langsung yang dapat dirasakan adalah berkurangnya kebutuhan untuk menukar Rupiah dengan valas ketika berangkat dan mengembalikan sisanya setelah pulang ke Rupiah. Kecuali di salah satu pusat penjualan kerajinan tangan di Thailand di mana saya bisa membayar dompet yang saya inginkan dengan uang Rupiah sekitar enam belas tahun lalu, mata uang setempat haruslah saya miliki untuk bertransaksi. Menggunakan uang kertas berisiko merusak uang tersebut, belum lagi jika lupa menukarnya saat pulang dapat menyebabkan uang kadaluarsa sepenuhnya setelah jangka waktu tertentu.
Penggunaan QRIS yang terhubung ke rekening atau kartu kredit pelanggan mancanegara di negara asal dapat memaksimalkan pembelanjaan mereka karena tidak perlu khawatir kehabisan valas dan sulit menemukan money changer. Negara anggota ASEAN yang saat ini masih mempersiapkan diri untuk mengadopsi QRIS diharapkan dapat segera siap untuk meningkatkan laju perekonomian kawasan, baik pendapatannya sendiri yang meningkat dari pembelanjaan wisatawan di sana maupun pengeluaran masyarakatnya ketika melancong ke negara tetangga. Lebih jauh lagi, QRIS memudahkan pembayaran pembelanjaan daring untuk transaksi antarnegara tanpa perlu menggunakan kartu kredit dan kartu debit berjaringan internasional seperti VISA atau MasterCard, juga rekening bersama internasional seperti PayPal. Ini membantu UMKM untuk menjual produk ke luar negeri tanpa memerlukan kedatangan pembeli, ditambah lagi dengan dukungan jasa pengiriman internasional berdurasi cukup cepat melalui angkutan udara.
Membangun industri perbankan ASEAN yang lebih mandiri
Penggunaan jaringan internasional seperti JCB, VISA, atau MasterCard membebankan biaya yang cukup signifikan bagi industri perbankan di ASEAN. Data nasabah dan transaksi juga berpotensi digunakan dalam analisis konsumsi masyarakat ASEAN terkait strategi bisnis usaha di luar kawasan sehingga merugikan kita sendiri. Dengan keberadaan QRIS yang dipakai bersama, ke depannya setiap negara ASEAN dapat tetap menggunakan jaringan domestiknya sendiri (misalnya GPN di Indonesia) dan pengguna tetap bisa bertransaksi selama berada di kawasan.
Hal ini dapat menghemat biaya yang selama ini dibayarkan kepada jaringan internasional tersebut oleh bank. Ditambah dengan penggunaan QRIS dan tren berbelanja daring, ke depannya kartu debit dan kartu kredit tidak lagi perlu diberikan wujud fisiknya dengan aplikasi sebagai pengganti. Bank dapat menurunkan biaya administrasi dan menaikkan suku bunga tabungan sehingga menguntungkan nasabah, belum lagi pendapatan pengelola jaringan domestik di masing-masing negara akan meningkat. Data yang diperoleh juga dapat digunakan untuk menganalisis perilaku nasabah dan memajukan roda perekonomian kawasan tanpa perlu membagikannya ke pihak lain.