Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

QRIS Antarnegara: Langkah Awal Integrasi Ekonomi ASEAN

10 Juni 2023   18:49 Diperbarui: 10 Juni 2023   18:52 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
QRIS antarnegara, ilustrasi: buatqris.id

Kepemimpinan Indonesia tahun ini di ASEAN membawa kabar baik. Bulan Mei lalu, anggota kawasan mendeklarasikan komitmen dalam mempercepat konektivitas sistem pembayaran regional. Memanfaatkan mata uang masing-masing negara, ASEAN bertumbuh menuju ekonomi yang lebih maju, terintegrasi, dan mandiri. Penggunaan bersama QRIS menjadi salah satu langkah awal yang dapat dirasakan oleh kita sebagai masyarakat ASEAN.

Manfaat QRIS selama ini untuk pengusaha dan pelanggan di Tanah Air

Dengan dan tanpa EDC, QRIS bisa. Foto: BCA
Dengan dan tanpa EDC, QRIS bisa. Foto: BCA

Sebelumnya, Bank Indonesia telah memperkenalkan QRIS yang dinilai lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Penyelenggara usaha terbantu dengan merchant discount rate dan biaya pencairan dana yang lebih terjangkau. Mereka juga tidak perlu lagi menyediakan beberapa EDC untuk dapat menjangkau berbagai bank yang digunakan oleh pelanggan. Cukup mencetak kode QR usaha tersebut, biaya administrasi dan operasional bisa ditekan dengan notifkasi transaksi yang bisa dilihat secara interaktif dan realtime.

Penggunaan QRIS telah membantu banyak pelaku UMKM dan mengurangi risiko terkait penggunaan uang tunai, mulai dari kekecewaan pelanggan karena tidak ada kembalian, penipuan menggunakan uang palsu, sampai pencurian uang. Pelanggan juga dipermudah karena mereka bisa membayar transaksi dengan satu sumber dana, baik kartu kredit, rekening bank, maupun dompet daring lainnya. Mereka hanya perlu melakukan scan kode QR yang ada dan kasir tidak akan bisa melakukan pencatatan terkait informasi rahasia seperti tindakan double swipe pada kartu debit atau kartu kredit.

Manfaat QRIS yang kini digunakan bersama di ASEAN

QRIS antarnegara, infografis: ASPI Indonesia
QRIS antarnegara, infografis: ASPI Indonesia

Ketika QRIS melanglang buana ke negara tetangga, dampak langsung yang dapat dirasakan adalah berkurangnya kebutuhan untuk menukar Rupiah dengan valas ketika berangkat dan mengembalikan sisanya setelah pulang ke Rupiah. Kecuali di salah satu pusat penjualan kerajinan tangan di Thailand di mana saya bisa membayar dompet yang saya inginkan dengan uang Rupiah sekitar enam belas tahun lalu, mata uang setempat haruslah saya miliki untuk bertransaksi. Menggunakan uang kertas berisiko merusak uang tersebut, belum lagi jika lupa menukarnya saat pulang dapat menyebabkan uang kadaluarsa sepenuhnya setelah jangka waktu tertentu.

Penggunaan QRIS yang terhubung ke rekening atau kartu kredit pelanggan mancanegara di negara asal dapat memaksimalkan pembelanjaan mereka karena tidak perlu khawatir kehabisan valas dan sulit menemukan money changer. Negara anggota ASEAN yang saat ini masih mempersiapkan diri untuk mengadopsi QRIS diharapkan dapat segera siap untuk meningkatkan laju perekonomian kawasan, baik pendapatannya sendiri yang meningkat dari pembelanjaan wisatawan di sana maupun pengeluaran masyarakatnya ketika melancong ke negara tetangga. Lebih jauh lagi, QRIS memudahkan pembayaran pembelanjaan daring untuk transaksi antarnegara tanpa perlu menggunakan kartu kredit dan kartu debit berjaringan internasional seperti VISA atau MasterCard, juga rekening bersama internasional seperti PayPal. Ini membantu UMKM untuk menjual produk ke luar negeri tanpa memerlukan kedatangan pembeli, ditambah lagi dengan dukungan jasa pengiriman internasional berdurasi cukup cepat melalui angkutan udara.

Membangun industri perbankan ASEAN yang lebih mandiri

Kartu kredit, foto: Kompas.com
Kartu kredit, foto: Kompas.com

Penggunaan jaringan internasional seperti JCB, VISA, atau MasterCard membebankan biaya yang cukup signifikan bagi industri perbankan di ASEAN. Data nasabah dan transaksi juga berpotensi digunakan dalam analisis konsumsi masyarakat ASEAN terkait strategi bisnis usaha di luar kawasan sehingga merugikan kita sendiri. Dengan keberadaan QRIS yang dipakai bersama, ke depannya setiap negara ASEAN dapat tetap menggunakan jaringan domestiknya sendiri (misalnya GPN di Indonesia) dan pengguna tetap bisa bertransaksi selama berada di kawasan.

Hal ini dapat menghemat biaya yang selama ini dibayarkan kepada jaringan internasional tersebut oleh bank. Ditambah dengan penggunaan QRIS dan tren berbelanja daring, ke depannya kartu debit dan kartu kredit tidak lagi perlu diberikan wujud fisiknya dengan aplikasi sebagai pengganti. Bank dapat menurunkan biaya administrasi dan menaikkan suku bunga tabungan sehingga menguntungkan nasabah, belum lagi pendapatan pengelola jaringan domestik di masing-masing negara akan meningkat. Data yang diperoleh juga dapat digunakan untuk menganalisis perilaku nasabah dan memajukan roda perekonomian kawasan tanpa perlu membagikannya ke pihak lain.

Lebih jauh lagi, ketika pola sumber dana transaksi di luar negeri beralih dari uang tunai menjadi rekening perbankan dan kartu kredit, lembaga perpajakan dan pengawas transaksi keuangan memiliki lebih banyak data dalam menganalisis kewajaran dan kepatuhan keuangan di negara tersebut. Tindakan pencucian uang bermodus berbelanja di luar negeri berpeluang lebih besar untuk terdeteksi dengan migrasi valas tunai ke QRIS ini. Dengan demikian, anggota ASEAN dapat memaksimalkan pendapatan pajak yang digunakan untuk membangun infrastruktur dan mendanai kebutuhan lainnya demi memajukan perekonomian masyarakatnya.

Memaksimalkan pemanfaatan QRIS untuk kemajuan ekonomi ASEAN

Transaksi dengan QRIS, foto: Humas Pemprov Bali
Transaksi dengan QRIS, foto: Humas Pemprov Bali

Memastikan kesiapan anggota ASEAN yang saat ini belum menerapkan QRIS dengan segera penting untuk memaksimalkan manfaatnya dari sekarang. Di masing-masing negara, bank sentral perlu memastikan semua lembaga perbankan dan pengelola sistem pembayaran nonbank untuk turut berpartisipasi dengan mendukung scan QRIS. Pelaku usaha juga diajak memanfaatkan QRIS, di mana mereka yang selama ini menggunakan EDC dan akun virtual bank dapat mengandalkan kode QR dinamis serta penerima uang tunai kini menempatkan kode QR statis di tempat usahanya.

Seperti QRIS di Indonesia, QRIS antarnegara ini diharapkan dapat melakukan pengiriman dana. Tidak semua pembayaran terkait dengan berbelanja, bisa jadi berhubungan dengan jasa atau pengiriman dana dari keluarga di luar negeri. Penggunaan QRIS dapat menghemat biaya transfer daripada layanan sejenis MoneyGram, SWIFT, atau Western Union.

Membangun kemandirian teknologi perbankan di ASEAN

Data center, foto: Shutterstock
Data center, foto: Shutterstock

Setelah QRIS sukses diterapkan di seluruh negara anggota ASEAN dan melibatkan mayoritas pelaku usaha baik daring maupun luring, peluang ekonominya belum berakhir sampai di sana. Kemampuan tenaga ahli terbaik dan ketersediaan sumber daya dapat dimanfaatkan untuk menjadikan kita tidak hanya mandiri dari jaringan perbankan internasional dan bisa menerapkan konektivitas pembayaran secara regional, tetapi juga memiliki infrastruktur teknologi perbankan yang mandiri.

Penempatan perangkat server dan data center di luar kawasan, apalagi menyewa kepada pihak ketiga yang berada di luar kawasan, dapat dikurangi dengan memindahkannya ke negara anggota ASEAN. Pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras pendukung juga dapat mengandalkan tenaga ahli regional sehingga tidak perlu lagi membayar lisensi ke luar kawasan sekaligus mengurangi risiko serangan keamanan. Maklum, dalam beberapa tahun terakhir beberapa anggota kawasan menjadi sasaran kejahatan digital terkait perbankan.

Meningkatkan pengetahuan dan kehati-hatian pengguna

Kejahatan melibatkan QRIS, foto: Twitter/@TechmenID
Kejahatan melibatkan QRIS, foto: Twitter/@TechmenID

Pemerintah masing-masing anggota ASEAN melalui lembaga terkait seterusnya dapat memberikan imbauan, pendidikan, dan pelatihan baik kepada pelaku usaha maupun konsumen untuk dapat memanfaatkan QRIS dengan baik. Konsumen dilatih untuk memastikan transaksinya aman, membayar kepada pihak yang tepat dengan tidak tertipu terhadap kode QRIS palsu, sampai tidak menyerahkan akses ke akun QRIS kepada pihak lain yang melakukan kejahatan siber. Pelaku usaha dibiasakan untuk selalu memeriksa riwayat transaksi, tidak langsung mempercayai bukti lunas yang diberikan oleh konsumen, menjaga perangkat dan akses akun tetap aman, serta mencegah risiko kejahatan oleh pegawai dengan menukar kode QRIS yang diserahkan kepada nasabah adalah miliknya dan bukan milik tempat kerjanya.

QRIS digunakan bersama di ASEAN membuka kesempatan bagi para anggota, termasuk Indonesia di dalamnya, untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan ekonomi baik dari sisi perdagangan daring maupun luring melalui kedatangan para wisatawan. Seterusnya, menyediakan pengalaman pariwisata dan produk-produk berkualitas yang memenuhi kebutuhan serta selera pembeli penting agar kita tidak hanya menjadi pengguna dengan segala pengeluarannya, tetapi mendapatkan pemasukan lebih dari saudara kita di negara lain. Lebih baik lagi jika kita bisa mengajak negara lain untuk turut bergabung dan memperluas potensi yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun