Pertama, tidak semua pengguna kendaraan memiliki ponsel pintar. MyPertamina membutuhkan ponsel dengan sistem operasi Android Lollipop ke atas atau iOS 12.1 ke atas, ketika masih cukup banyak kelompok dewasa yang memilih untuk bertahan dengan ponsel biasa seperti Nokia jadul dengan keypad "123abc" itu.Â
Belum lagi, keterbatasan metode pembayaran saat ini akan membutuhkan banyak orang di antara kita menginstal LinkAja dan jadinya paling tidak pengguna Android membutuhkan memori sekitar 90MB di ponselnya ketika iOS membutuhkan sekitar 350MB.
Kedua, meskipun memiliki ponsel pintar, kebutuhan terhadap aplikasi ini menjadi kesulitan tersendiri. Ketika tangki bensin kita berada dalam kondisi darurat dan ponsel kehabisan baterai atau sinyal tidak memadai untuk mengakses internet, pusing kan?Â
Belum lagi, jadi ada kebutuhan untuk mengelola dan memastikan saldo LinkAja memadai. Bagi orang yang selama ini hanya bergantung pada ATM, atau mentok-mentok mobile banking dan salah satu aplikasi e-money populer seperti ShopeePay, GO-PAY, atau OVO
Batasi pembelian BBM bersubsidi dengan cara lain?
Berseliweran kabar burung bahwa ke depannya pembelian BBM bersubsidi mungkin dibatasi. Misalnya, batas tersebut mengikuti besaran ketika SPBU penuh dengan antrean mengular dan stok terbaras maka satu kali pengisian maksimum dua ratus ribu Rupiah.Â
Hal ini mungkin baik untuk menurunkan minat pengguna sepeda motor atau mobil pribadi dengan jarak tempuh yang dekat dalam menggunakan kendaraannya untuk perjalanan yang tidak perlu atau sebenarnya masih bisa menggunakan transportasi publik.Â
Akan tetapi, lagi-lagi kasihan terhadap pengemudi taksi online dan kelompok lainnya yang cenderung menggunakan mobil untuk durasi dan jarak tempuh panjang dalam sekali perjalanan. Jadi, saran saya juga perlu dipikirkan dengan baik.
Harga bensin yang naik memang jangan sampai membuat dana yang sebenarnya bisa digunakan untuk membangun negara dan mendanai hal-hal lain yang lebih bermanfaat terpaksa memberikan subsidi BBM kepada kalangan yang tidak tepat sasaran.Â
Akan tetapi, mohon bantuan regulator yang berwenang agar dapat menentukan kalangan tepat sasaran dengan tepat dan regulasi yang baru nanti tidak menimbulkan derita yang tidak diharapkan bagi kelompok yang hidupnya sudah keras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H