Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Balada Harga BBM Membara dan Solusi Jitu agar Tak Timbul Derita

18 Juni 2022   22:21 Diperbarui: 22 Juni 2022   03:30 1870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cara mencari SPBU Pertamina terdekat lewat HP dengan mudah dan praktis. (My Pertamina via kompas.com)

Pertama, tidak semua pengguna kendaraan memiliki ponsel pintar. MyPertamina membutuhkan ponsel dengan sistem operasi Android Lollipop ke atas atau iOS 12.1 ke atas, ketika masih cukup banyak kelompok dewasa yang memilih untuk bertahan dengan ponsel biasa seperti Nokia jadul dengan keypad "123abc" itu. 

Belum lagi, keterbatasan metode pembayaran saat ini akan membutuhkan banyak orang di antara kita menginstal LinkAja dan jadinya paling tidak pengguna Android membutuhkan memori sekitar 90MB di ponselnya ketika iOS membutuhkan sekitar 350MB.

Kedua, meskipun memiliki ponsel pintar, kebutuhan terhadap aplikasi ini menjadi kesulitan tersendiri. Ketika tangki bensin kita berada dalam kondisi darurat dan ponsel kehabisan baterai atau sinyal tidak memadai untuk mengakses internet, pusing kan? 

Belum lagi, jadi ada kebutuhan untuk mengelola dan memastikan saldo LinkAja memadai. Bagi orang yang selama ini hanya bergantung pada ATM, atau mentok-mentok mobile banking dan salah satu aplikasi e-money populer seperti ShopeePay, GO-PAY, atau OVO

Batasi pembelian BBM bersubsidi dengan cara lain?

Berseliweran kabar burung bahwa ke depannya pembelian BBM bersubsidi mungkin dibatasi. Misalnya, batas tersebut mengikuti besaran ketika SPBU penuh dengan antrean mengular dan stok terbaras maka satu kali pengisian maksimum dua ratus ribu Rupiah. 

Hal ini mungkin baik untuk menurunkan minat pengguna sepeda motor atau mobil pribadi dengan jarak tempuh yang dekat dalam menggunakan kendaraannya untuk perjalanan yang tidak perlu atau sebenarnya masih bisa menggunakan transportasi publik. 

Akan tetapi, lagi-lagi kasihan terhadap pengemudi taksi online dan kelompok lainnya yang cenderung menggunakan mobil untuk durasi dan jarak tempuh panjang dalam sekali perjalanan. Jadi, saran saya juga perlu dipikirkan dengan baik.

Harga bensin yang naik memang jangan sampai membuat dana yang sebenarnya bisa digunakan untuk membangun negara dan mendanai hal-hal lain yang lebih bermanfaat terpaksa memberikan subsidi BBM kepada kalangan yang tidak tepat sasaran. 

Akan tetapi, mohon bantuan regulator yang berwenang agar dapat menentukan kalangan tepat sasaran dengan tepat dan regulasi yang baru nanti tidak menimbulkan derita yang tidak diharapkan bagi kelompok yang hidupnya sudah keras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun