Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Redmi Note 11 Series, Ketika Sang Jawara Tak Cukup Sempurna untuk Unggul Telak

26 Maret 2022   11:55 Diperbarui: 26 Maret 2022   12:03 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengumuman peluncurannya yang diunggah ulang oleh Pemmz Channel.

Perbedaan paling kentara dari Note 10 ke Note 11 adalah keberadaan NFC, di mana fitur ini sudah menjadi kebutuhan sejak penggunaan kartu e-money. Lensa kamera utama juga diganti dari 48MP dengan ukuran piksel 0.8 mikrometer dan kemampuan perekaman video hingga 4K ke 50MP tetapi dengan ukuran piksel 0.64 mikrometer dan kemampuan perekaman video terbatas di 1080p. Hal yang paling berpotensi "menipu" calon konsumen adalah pergantian prosesor dari Qualcomm Snapdragon 678 ke 680, tetapi ini sama sekali bukan kesalahan Xiaomi karena bukan mereka yang menamainya.

Peningkatan yang terjadi adalah mengecilnya fabrikasi prosesor dari 11nm ke 6nm dan berimbas ke efisiensi daya. Akan tetapi, ini harus dibayar mahal dengan penurunan kualitas core yang digunakan dari Cortex-A76 dan Cortex-A55 ke Cortex-A73 dan Cortex-A53, belum lagi GPU yang digunakan juga menurun. Jika boleh dibilang, Snapdragon 680 lebih mirip 662 daripada 678.

Harga yang harus ditebus adalah Rp2,5 juta untuk varian 4GB/128GB dan Rp2,8 juta untuk varian 6GB/128GB. Sulit untuk menerimanya jika hanya melihat prosesor saja, tetapi menjadi worth it setelah membandingkannya dengan sesama pemilik layar berpanel AMOLED. Mencari ponsel yang benar-benar lebih baik juga sulit, misalnya ada Realme 8i dengan prosesor Helio G96 yang lebih baik dan refresh rate layar lebih tinggi di 120 Hz tetapi panel layar masih IPS LCD, tidak ada lensa kamera ultrawide, dan daya pengecasan terbatas di 18W. Ada juga Poco M3 Pro 5G dengan prosesor Dimensity 700 dan konektivitas 5G, tetapi panel layar dan daya pengecasan sama dengan Realme 8i, juga tidak ada lensa kamera ultrawide.

Redmi Note 11 Pro 5G: Bukan saingan Realme 9 Pro+

Redmi Note 11 Pro 5G saat ini hadir dengan varian tunggal, 8GB/128GB di harga Rp4,2 juta. Dia bukan diturunkan untuk melawan Realme 9 Pro+ 8GB/128GB yang saat ini dibanderol Rp4,7 juta, tetapi Realme 9 Pro 8GB/128GB di harga Rp4 juta. Prosesor Redmi Note 11 Pro 5G dan Realme 9 Pro pun sama persis, Qualcomm Snapdragon 695.

Selisih harga Rp200 ribu bisa dengan mudah dijelaskan oleh Xiaomi, yaitu peningkatan teknologi panel dari IPS LCD ke Super AMOLED, resolusi lensa kamera utama dari 64MP ke 108MP, dan daya pengecasan dari 33W ke 67W. Masalahnya, pernyataan serupa sulit diterapkan ketika dibandingkan ke Realme 9 Pro+.

Banyak hal yang dimiliki oleh Redmi Note 11 Pro 5G dan tidak tersedia di Realme 9 Pro+, atau tidak sebaik itu. Resolusi kamera utama Realme hanya 50MP, tetapi ini juga sudah jauh lebih dari cukup dan bisa merekam video 4K ketika Redmi mentok di 1080p. Infrared blaster juga tidak ada, tetapi ada pun belum tentu digunakan. Slot MicroSD juga tidak ada, tetapi mungkin banyak di antara kita tidak menggunakannya mengingat memori internal sudah cukup besar dan untuk memastikan performa maksimum ponsel. Kapasitas baterai dan daya pengecasan juga sedikit tertinggal, 5000mAh - 67W di Redmi versus 4500mAh - 60W di Realme, tetapi ini masih bisa ditoleransi. Refresh rate layar Realme juga masih 90Hz dan kalah dari Redmi di 120Hz, tetapi mungkin juga tidak terlalu berpengaruh ketika memainkan game kelas atas yang menembus 60fps saja sulit. Realme tidak dibekali dengan IP rating berapapun, tetapi IP53 di Redmi hanya sebatas ketahanan terhadap debu dan percikan air alias bukan sesuatu yang istimewa.

Masalahnya, MediaTek Dimensity 920 unggul cukup signifikan di GPU dan sudah mendukung WiFi 6. Adanya heart rate sensor juga berguna ketika dibutuhkan, meskipun jangan berharap akurasinya sebaik milik alat kesehatan yang biasa digunakan oleh dokter. Sistem operasi yang datang bersama ponsel baru Realme sudah berbasis Android 12, sedangkan Redmi masih membawa Android 11. Jelas dilema bukan?

Begitulah preview saya mengenai keluarga Redmi Note 11. Mereka tetap bisa dikatakan unggul dibandingkan terhadap sebagian pasar pesaing dengan harga yang sama, tetapi sulit untuk mengakui mereka sebagai jawara dengan keunggulan telak. Xiaomi lebih memilih untuk memberikan panel AMOLED di semua serinya yang memang sudah banyak dibutuhkan oleh konsumen, itu tidak salah. Akan tetapi, ada fitur-fitur yang tergolong berlebihan untuk penggunaan sehari-hari sehingga terdengar sebagai gimmick semata dan di sinilah penyebab gagal unggul telak.

Redmi Note 11 Pro sulit untuk dikatakan layak beli, sedangkan Redmi Note 11 dan Redmi Note 11 Pro 5G masih bisa dipertimbangkan jika budget sudah pas-pasan dan berpindah ke ponsel lain menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan tertentu. Semoga di generasi ke-12 nanti, Redmi Note benar-benar mampu menjadi jawara sejati yang menggemparkan jagat smartphone Android karena Xiaomi itu bisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun