Wahai penanya, Anda mungkin tidak tahu bahwa orang yang Anda tanya bisa jadi merupakan tulang punggung keluarga yang butuh segera bisa menghasilkan uang dalam jumlah yang mencukupi.Â
Beasiswa studi lanjutan memang memberikan uang saku, tetapi itu belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan orang itu sendiri apalagi untuk disisihkan sebagian di antaranya demi keluarga. Kerja part-time atau freelance bisa saja dilakukan, tetapi pendapatannya juga belum tentu cukup untuk keluarga.
Bisa juga si lulusan ingin melihat dulu seperti apa ilmunya diterapkan di dunia kerja atau dunia usaha, baru pergi belajar lagi sesuai bidang ilmu apa yang dibutuhkan di masa depannya.Â
Misalkan seorang senior saya lulusan teknik yang kemudian mengabdi sebagai aktuaris, beberapa tahun kemudian membutuhkan pemahaman ilmu manajemen yang memadai untuk naik jabatan dan akhirnya melanjutkan studi manajemen.Â
Materi yang diterima lebih mudah dipahaminya dan beliau mengerti betul apa manfaat materi ini, karena beliau sudah terjun langsung dan mengeeti akan kebutuhannya.
Sebaliknya, jika lulusan langsung melanjutkan studi S2, itu juga terserah dia baik dia memang benar-benar ingin mencari tambahan ilmu, berlama-lama belajar karena belum siap bekerja, atau menjadi pelarian karena tak kunjung mendapatkan bangku pekerjaan.
Bisa jadi dia memang merasa butuh untuk memperdalam ilmunya sebelum siap terjun ke dunia kerja dan selama keluarga sanggup menunggunya lebih lama, mengapa tidak?Â
Satu hal yang penting, mari kita doakan saja supaya studi lanjutannya ini berguna bagi dirinya sendiri, orang di sekitarnya, juga nusa dan bangsa. Simpel kan?
Bagi mereka yang memutuskan untuk terjun langsung ke dunia usaha, jangan juga dicibir mentang-mentang tidak dapat kursi pekerjaan dan tidak sanggup melanjutkan studi lagi.Â
Mereka percaya diri untuk tidak perlu belajar dulu dengan menjadi pekerja, langsung ingin mencoba apakah ilmu mereka cukup untuk menjajal peruntungan berbisnis, dan tentunya memberikan kabar baik berupa kemandirian finansial serta pembukaan lapangan kerja baru jika kelak usahanya sukses.Â
Memang beruntung jika keluarga bisa menyediakan kebutuhan permodalan yang cukup, tetapi bisa jadi juga mereka mendapatkan dukungan pihak ketiga hasil memenangkan kompetisi membangun startup di jenjang kuliah. Salah?