Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bagi Amin, Ternyata Soto Betawi itu Benar Enak Rasanya

16 Agustus 2021   23:39 Diperbarui: 16 Agustus 2021   23:49 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Amin memang tidak ditinggal berlama-lama oleh sang ibu, namun perubahan yang terjadi pada mindset Amin sangat besar. Pada malam ketika ibu Amin berangkat ke luar kota, Amin mengambil sejumlah uang di ATM. Dengan penuh ketakutan, dia melangkahkan kaki ke ATM tanpa ditemani sang ibu. Keesokan harinya, Amin pun harus bangun lebih pagi karena dia harus memesan taksi terlebih dahulu untuk berangkat ke sekolah.

Tentunya hari itu Amin tidak membawa bekal apapun dari rumah untuk dimakannya pada jam istirahat. Ketika bel berbunyi tanda istirahat dimulai, Amin tidak dapat langsung makan seperti biasanya, Amin harus terlebih dahulu membeli makanan di kantin sekolah. Karena tidak pernah jajan sebelumnya, Amin meminta bantuan kepada Diana, teman sekelasnya.

Sesampainya di kantin, Amin terkejut karena antrean siswa sangat panjang. "Di, aku gak bisa langsung makan toh?" "Gak bisa, kamu harus antre dulu untuk beli makanan." "Ya sudahlah, mau diapain lagi? "Emang mama kamu gak masak hari ini, Min?" "Mamaku pergi ke luar kota, memang nasibku." 

Akhirnya Amin dan Diana tiba di barisan paling depan antrean, dan Amin terkejut. Tidak ada satupun makanan di kantin seperti yang sehari-hari dikonsumsinya di rumah. "Di, kamu deh yang pilihin makanan buat aku." "Lho, kenapa? Kan makanan kamu, selera kamu." "Ini makanan apa toh, Di?" Diana memilihkan makanan untuk Amin, sepiring nasi dengan ikan balado dan kangkung plecing.

Amin dan Diana pun membawa makanan mereka ke dalam kelas. Ketika membuka kemasan makanannya, Amin bingung apa yang akan dia makan dan bagaimana rasanya, namun karena lapar Amin langsung menyantapnya tanpa ba-bi-bu. Bagi Amin, rasa makanan tadi sangat lezat dan sesuai dengan seleranya yang menyukai makanan pedas. Amin pun bertanya kepada Diana, "Tadi aku makan apa toh, Di?" "Itu ikan balado dan kangkung plecing, makanan asli Indonesia."

Sekolah Amin memperbolehkan siswa-siswinya membawa ponsel ke sekolah, sehingga Amin tidak kesulitan ketika dia harus kembali ke rumah. Lagi-lagi dia memesan taksi melalui aplikasi di ponsel pintarnya untuk pulang ke rumah. Sejauh ini, Amin belum kerepotan.

Jam makan malam tiba, Amin bingung apa yang harus dia makan. Seketika dia langsung membuka lemari untuk melihat apakah masih ada mie instan untuk dia makan, dan buruknya, mie instan sudah habis. Amin pun langsung bergegas menuju pusat perbelanjaan yang kebetulan dekat dengan rumahnya dan dia mencari restoran makanan barat, makanan yang sehari-hari dimasak ibundanya. Semua restoran makanan barat tutup karena bahan bakunya sudah habis. 

Amin kebingungan dan bertanya kepada petugas informasi, "Di sini ada restoran yang menjual kangkung plecing dan ikan balado, Bu?" "Di sini tidak ada, Dik. Tidak ada satupun restoran Manado maupun Bali." Amin pun melangkahkan kaki keluar dari pusat perbelanjaan dan perutnya masih merasa lapar. Tak jauh dari tempat parkir, Amin menemukan sebuah tenda kaki lima yang menjual soto betawi. Amin tidak berpikir lagi dan langsung menuju tenda tersebut untuk memesan seporsi soto betawi. 

Penjualnya yang saat itu sedang mengalami sakit kepala menambahkan terlalu banyak garam pada soto betawi milik Amin sehingga rasanya sangat asin. "Soto ini asin sekali, kalau bukan karena aku lapar dan tidak ada makanan lain, tentu aku tidak akan menghabiskan soto ini," kata Amin dalam hati.

Waktu pun berlalu dan tibalah masa liburan sekolah. Kebetulan maskapai penerbangan tempat sang ayah bekerja memberikan libur selama dua minggu untuk ayah Amin dan sang ibunda tidak ada jadwal untuk memberikan seminar baik di dalam maupun luar kota. Ayah dan ibu Amin berdiskusi mengenai makanan yang akan mereka santap hari itu.

"Bu, sebaiknya hari ini Ibu tidak usah memasak. Kita makan di luar saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun