Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Ketika "Tipu-tipu" Bisnis Masuk ke Soal Matematika

14 Agustus 2021   17:15 Diperbarui: 14 Agustus 2021   17:19 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merasakan sesuatu yang aneh dengan soal ini? Foto: dokumen pribadi

Hidup memang harus realistis, tetapi menghadapkan soal seperti ini dalam pelajaran matematika kepada siswa dan siswi SMA bisa jadi mengajarkan mereka untuk berbohong, bahkan menipu.

Kehidupan berbisnis memang terkenal keras. Menghadapi pesaing yang begitu banyak, apalagi bagi mereka yang menjual barang serupa dengan kualitas serupa. Selain tentunya bertarung reputasi, harga menjadi hal yang sensitif juga bagi pembeli. 

Ditambah lagi, pastinya pembeli tidak akan menolak jika ada diskon dan oleh karenanya seringkali kurang peka dengan keberadaan diskon palsu. Nah, di bawah ini saya tampilkan sebuah infografis dari salah satu situs berita online untuk mencegah Anda menjadi korbannya.

Berikut adalah cara sederhana untuk menghindarkan diri dari diskon palsu. Infografis: detikcom
Berikut adalah cara sederhana untuk menghindarkan diri dari diskon palsu. Infografis: detikcom

Markup dulu, lalu pasang diskonnya. Mirip dengan soal ini jika benar pembuatnya memaksudkan B sebagai pilihan jawaban yang tepat menurutnya. 

Dari Rp43.500, ditambahkan marjin sebesar dua puluh persen untuk menjadi Rp52.200. Sayang, pembuat soal sedikit kurang jeli. Ketika kita mengenakan diskon dari Rp52.200, pembeli hanya akan membayar kita sebesar Rp41.760.

Signifikansi selisih sebagai hal lain yang sering "dipermainkan"

Meskipun apa yang ditunjukkan oleh soal ini sudah cukup menyedihkan, sebenarnya masih banyak kebohongan yang bisa dibuat bermodalkan matematika. Salah satu konsep yang sering dipelesetkan adalah selisih atau perbedaan. Seberapa signifikan atau tidaknya suatu perbedaan merupakan sesuatu yang relatif, baik bagaimana cara mengukurnya maupun batas signifikansi tersebut.

Apa yang saya pahami ketika kuliah adalah perbedaan itu bisa diukur dalam bentuk selisih absolut atau relatif. Selisih absolut itu jelas, bernilai sepuluh jika dua angka yang dibandingkan adalah sepuluh dan dua puluh. 

Selisih relatif ini sangat bergantung pada angka mana yang kita jadikan patokan. Jika dalam kasus sebelumnya kita menggunakan sepuluh sebagai patokan, selisih relatifnya adalah seratus persen. Dua puluh sebagai patokan? Ya lima puluh persen.

Biasanya kami menggunakan selisih relatif dalam membentuk pemodelan matematika dengan patokannya adalah angka pada kejadian sebenarnya. Batas yang digunakan untuk menilai signifikan atau tidaknya perbedaan itu bergantung pada masalah apa yang sedang dipertimbangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun