Bagaimanapun juga, apabila bencana besar terjadi, bisa saja tingkat risikonya lebih besar dari yang selama ini kita lihat dan duga. Oleh karena itu, tindakan menjaga alam sangatlah diperlukan untuk meminimalisasi risiko, misalnya dengan menanam dan melestarikan pohon kelapa beserta bakau, juga menempatkan karung pasir di pinggir pantai untuk menahan laju abrasi dan gelombang tsunami.Â
Apabila mengetahui pihak yang melakukan atau ingin melakukan tindakan merusak alam, kita harus berani melapor kepada otoritas terkait agar ditindak sebagaimana mestinya.
Langkah kedua adalah memasang sistem peringatan dini atas kejadian bencana, misalnya sirine. Lagi-lagi, Pemerintah bersama para peneliti bergerak untuk menempatkannya dan masyarakat berperan merawat peralatan yang ada serta melaporkan apabila melihat peralatan tersebut mengalami kerusakan. Untuk kepentingan pelaporan, masyarakat perlu dibekali nomor-nomor darurat dan kontak BPBD di wilayahnya.Â
Selanjutnya, masyarakat dilatih untuk mengetahui bentuk peringatan dini yang diberikan oleh sistem dan bersama-sama mengembangkan agar peringatan ini bisa diberikan melalui ponsel berbentuk pesan singkat (SMS).Â
Mengapa harus SMS? Ketika bencana terjadi, koneksi internet biasanya melambat dan terlalu lama untuk menyampaikan pesan dengan menelpon satu persatu orang.
Langkah ketiga adalah memberikan pendidikan penanggulangan dan penanganan bencana kepada masyarakat. Bentuknya dimulai dari penyuluhan, di mana masyarakat diberitahu secara teoritis, sampai latihan berbentuk simulasi.Â
Mereka dididik untuk bereaksi dengan cepat dan tepat atas indikasi terjadinya bencana, menyelamatkan diri tanpa kepanikan yang berlebihan, serta mampu melakukan rehabilitasi kehidupan pascabencana.
Langkah keempat adalah mempersiapkan "persenjataan" menghadapi bencana secara individu maupun kelompok. Ketika bencana datang, kelompok perlu mempersiapkan tandu untuk memindahkan anggotanya yang mengalami disabilitas dengan cepat, peluit dan kompas untuk mengarahkan gerak para anggota, serta senter besar untuk memberikan petunjuk jalan.Â
Individu mempersiapkan hal-hal yang lebih spesifik berdasarkan kebutuhan pribadi masing-masing dan disimpan dalam tas siaga bencana (TSB).
Tas Siaga Bencana (TSB)