Pertama, jangan meletakkan ember atau baskom di depan rumah untuk menabung air hujan. Selain kapasitasnya sedikit, kita sudah harus bersiap sebelum hujan atau kehujanan. Mengingat airnya tak langsung digunakan, kita akan kepusingan di mana menyimpannya atau air tersebut menjadi sarang baru bagi nyamuk. Nyamuk berarti sumber masalah baru, termasuk penyakit demam berdarah dengue dan malaria.
Satu hal yang perlu diingat, sekalipun untuk menyiram tanaman atau menjadi habitat hewan air, jangan pernah menggunakan air hujan secara langsung. Kadar polusi, keasaman, dan logam beratnya mampu memengaruhi kesehatan mereka, bahkan mungkin mengakibatkan kematian jika tak mampu beradaptasi.
Cara menabung dan menggunakan air hujan bagi pengguna air PAM atau WTP
Penghuni rumah dengan air PAM atau WTP disarankan untuk menggunakan tandon khusus demi memaksimalkan air yang tertampung. Selanjutnya, penyaringan dengan pasir silika, ampas kopi, dan nanopori cangkang telur bebek dilakukan untuk menjernihkan air dan menurunkan kadar logam berat serta tingkat keasaman.Â
Hasil saringan disimpan dalam penampungan tersendiri dan tidak terhubung dengan sistem pengairan utama. Ketika pasokan air terbatas, tabungan ini bisa langsung digunakan atau dipanaskan hingga mendidih untuk membunuh bakteri di dalamnya, tergantung tujuan penggunaannya.
Cara menabung dan menggunakan air hujan bagi pengguna air sumur
Penghuni rumah dengan air sumur tidak memerlukan penampungan khusus untuk menabung air hujan. Lubang biopori dibuat dengan menggali lubang yang diisi sampah organik untuk mengundang organisme penyubur tanah. Selain itu, dibuat pula sumur infiltrasi sebagai penunjang. Dengan demikian, tanah menjadi lebih subur dan air tanah lebih banyak serta kaya mineral. Sistem penyaringan tersendiri tidak dibutuhkan, cukup menggunakan apa yang sudah ada.
Menyesuaikan pengolahan air terhadap pemanfaatannya