Ups, kenyataannya kita harus gigit jari. Alih-alih membahagiakan, ponsel ini hanya menyusul nasib pendahulunya yang dianggap sangat kemahalan dan mengalami kejatuhan harga secara signifikan yaitu Oppo A7. Bayangkan saja, penampilannya sangat mirip terhadap Realme 2, hanya saja notch standar berubah menjadi waterdrop notch, bodi belakang diamond cut berubah menjadi warna polos yang tampil lebih elegan dan tidak norak, serta sedikit aksen artistik yang berbeda di bagian kamera belakang.
Beralih ke sektor kamera, lagi-lagi kesamaan dengan Realme 2 kita temukan di bagian resolusi kamera belakang yang sama-sama beresolusi 13MP + 2MP dan kamera depan beresolusi 8MP. Fitur di bagian perangkat lunaknya pun sama saja, yaitu beautification, bokeh mode, dan AR sticker. Sektor baterai? Tak ada bedanya juga, berkapasitas 4230mAh dengan kemampuan pengisian standar berdaya 10W. Jangan harap VOOC lah, A7 yang lebih mahal saja tidak memilikinya.
Kekecewaan semakin berlanjut setelah menengok dapur pacunya. Ponsel ini dilengkapi dengan prosesor MediaTek Helio P35, setara milik Xiaomi Mi Play, yang tentu jauh ketinggalan dibandingkan Snapdragon 632 maupun Helio P60 dengan catatan skor AnTuTu hanya 86000-an. Lebih parahnya lagi, RAM yang diberikan hanya 2GB untuk ponsel seharga Rp2 juta. Memori internalnya pun hanya 32GB, untungnya bisa ditingkatkan dengan microSD dedicated slot. Jadi, Anda tahu sendiri kesimpulannya, tidak akan saya lirik!
Nah, ponsel apa lagi yang selanjutnya akan dipertimbangkan oleh penulis? Tunggu bagian keduanya yang akan dipublikasikan sekitar satu jam setelah artikel ini diunggah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H