Ada pepatah bahwa yang menjadi raja adalah konsumen. Jadi, para pengulas haruslah berorientasi kepada konsumen apapun dampaknya pada penjual dan/atau produsen.
Bayaran? Jangan salah mengira!
Hidup harus pandai, kita harus bisa menentukan dengan baik ulasan mana yang merupakan ulasan bayaran dan ulasan jujur.
Bukan karena penulisnya terkenal sebagai penulis yang sedang hidup dengan hadiah dan honor berarti tulisannya selalu bayaran dan memainkan hiperbola. Jangan salah mengira dan jangan salah sangka sehingga konsumen bisa mendapatkan referensi terbaik.
Seorang blogger atau vlogger yang bisa dibayar biasanya ditandai dengan bergabungnya mereka di komunitas brand sebelum mereka pernah memiliki barang dari brand tersebut. Pengikutnya di media sosial cukup banyak dengan interaksi intens di antara mereka dan situs yang mereka gunakan pun bonafit.Â
Bonafit di sini berarti dibuat dengan domain pribadi, tampilan yang ciamik, dan peringkat Google yang tinggi. Jika tidak populer, siapa yang mau membayarnya? Konten pun belum tentu mereka buat sendiri, bisa jadi hanya mengikuti contekan dari brand.
Situs berita pun bisa juga menayangkan konten bayaran. Ciri-cirinya adalah sponsored post yang selalu muncul di halaman utama meskipun jadwal penayangannya jauh sebelum Anda membukanya. Biasanya hal ini hanya mampu dilakukan oleh brand populer dengan budget promosi besar.
Stasiun televisi? Media cetak? Ini adalah sasaran paling empuk dan lebih sulit lagi untuk mendeteksi konten bayaran.
Intinya, apapun medianya, jelilah membaca dan kumpulkan banyak referensi, jangan bertumpu pada hanya satu atau dua di antaranya.
Jika tak yakin, coba sendiri demo unit atau tester-nya (jika ada), bisa juga bertanya kepada orang terdekat yang sudah pernah menggunakannya.
Takut!