Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mewujudkan Indonesia Sejahtera dan Kompetitif Tanpa Kemiskinan Melalui Program Keluarga Harapan

11 Februari 2019   11:55 Diperbarui: 11 Februari 2019   12:06 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima tahapan yang harus dilalui sebelum sebuah keluarga diputuskan layak menjadi penerima bantuan PKH. Infografis diunduh dari portal PKH Kemensos.

KPM perlu dididik dalam bidang perencanaan dan evaluasi keuangan sehingga bisa memanfaatkan dana bantuan dengan baik dan tepat sasaran. Ilustrasi diunduh dari Cermati.
KPM perlu dididik dalam bidang perencanaan dan evaluasi keuangan sehingga bisa memanfaatkan dana bantuan dengan baik dan tepat sasaran. Ilustrasi diunduh dari Cermati.
  • Statistik keberhasilan dan misi PKH ke depan

Berdasarkan data Bank Dunia pada 2012 dan 2015 serta National Bureau of Economic Research (NBER) pada 2018, stunting berkurang sekitar 23 hingga 27 persen dan masalah stunting parah berkurang sekitar 56 hingga 62 persen. P

ersentase kemiskinan juga turun dari tahun 2007 sebesar 16,58% ke 9,82% pada Maret 2018, harapannya pada 2019 ini bisa turun lagi untuk mencapai target RPJMN 2015-2019 sebesar 7 hingga 8 persen atau bahkan di bawahnya lagi. 

Rasio kesenjangan turun, indeks pembangunan manusia (IPM) meningkat, dan konsumsi rumah tangga penerima manfaat meningkat sebesar 4,8%. Ke depannya, Indonesia harus bisa menjadi negara yang maju dengan generasi penerus yang cerdas, sehat, sejahtera, dan kompetitif di kancah internasional. 

Untuk itu, kita harus doakan supaya ke depannya kesuksesan PKH semakin baik dalam memberikan "kail", bukan memanjakan keluarga miskin dengan "ikan". Rantai kemiskinan harus kita putuskan dengan cara yang tepat untuk membentuk keluarga-keluarga mandiri di seluruh Nusantara. Mungkin? Ya.

Sejak diberlakukan, Program Keluarga Harapan efektif menurunkan rasio kemiskinan di Indonesia. Data diperoleh dari Kompas.com dan disajikan secara kreatif oleh penulis.
Sejak diberlakukan, Program Keluarga Harapan efektif menurunkan rasio kemiskinan di Indonesia. Data diperoleh dari Kompas.com dan disajikan secara kreatif oleh penulis.
Dari segi anak sekolah, lihat saja contoh siswa berprestasi asal Demak yang datang dari keluarga PKH, yaitu Ahmad Zuhri. Bersama dua temannya, dia berhasil menciptakan robot pemadam api The Beater yang menjadi perwakilan Indonesia pada lomba Trinity College Firefighting International Robot Contest di Amerika Serikat pada Maret 2017. 

Dari sisi finansial, lihat saja sudah berapa banyak keluarga yang melakukan graduasi dari program PKH. Misalnya saja, Ibu Heltini dari Bangka Belitung yang berhasil graduasi setelah kurang lebih dua tahun menjadi KPM melalui usaha baksonya sekaligus merenovasi rumah dan kini memeroleh keuntungan bersih harian yang cukup besar. 

Ada lagi Ibu Ruslaini dari Aceh yang berhasil graduasi dan menjadi pengusaha fashion setelah kurang lebih lima tahun menerima bantuan PKH dengan memulai usahanya dari penjahit keliling bermodal dana bantuan. 

Siapa lagi yang akan menyusul? Satu lagi, saya berharap lebih banyak lagi mereka yang sudah graduasi mau memberikan bantuan finansial kepada mereka yang belum tersentuh PKH dan/atau mampu berbagi pengalaman serta tips kepada keluarga yang masih belum graduasi sehingga bisa sukses bersama.

Dua kisah sukses penerima KPH, yaitu Ahmad Zuhri yang berhasil menjadi juara umum kontes robotik internasional (kiri, gambar diunduh dari Radar Semarang) dan Ibu Jumiati yang sukses graduasi menjadi juragan bakso (kanan, gambar diunduh dari Tribun).
Dua kisah sukses penerima KPH, yaitu Ahmad Zuhri yang berhasil menjadi juara umum kontes robotik internasional (kiri, gambar diunduh dari Radar Semarang) dan Ibu Jumiati yang sukses graduasi menjadi juragan bakso (kanan, gambar diunduh dari Tribun).
Referensi
  1. Portal PKH Kemensos
  2. Kompas.com
  3. TribunNews
  4. Republika
  5. Pikiran Rakyat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun