Rumah makan yang saya rekomendasikan untuk mencicipi menu ini terletak di kawasan Kebon Jeruk, tepatnya di sebelah Restoran Nelayan. Jangan sampai kamu kehabisan karena sang pedagang hanya menjualnya dari pagi sampai siang hari.
6.Nasi ayam "ingus" Aiku
Makanan satu ini adalah makanan yang paling saya suka di Belitung. Kita akan menyusuri gang kecil sampai ke ujungnya dan menemukan sebuah rumah kecil di sebelah kanan jalan tempat makanan ini dijual. Tempatnya cukup sempit dengan meja yang hanya mampui menampung sekitar dua sampai tiga orang.Â
Penyajiannya sangat cepat karena semua komponen telah siap dan tinggal dihidangkan saja, yaitu nasi putih, irisan ayam rebus, sosis babi, acar timun, dan kuah kental dengan perpaduan rasa asin, manis, dan gurih. Karena lebih kental dari kuah pada umumnya, kuah ini diberi sebutan kuah "ingus" dan sajian ini dijuluki nasi ayam "ingus". Perlu diperhatikan bahwa hidangan ini tidak Halal sehingga kamu perlu memerhatikannya dengan seksama.
Untuk bisa merasakan sensasinya, kamu harus mendatangi sendiri Rumah Makan Nasi Ayam "Ingus" Aiku ini pada pagi hingga siang hari di Gang Kelinci, tak jauh dari kantor cabang BNI Tanjung Pandan.
7.Kwetiaw "pan phi" Ote
Meski sama-sama terbuat dari beras, kwetiaw di sini memiliki tekstur yang tebal dan kenyal cukup berbeda dengan kwetiaw pada umumnya yang berbentuk lembaran tipis. Warga setempat menyebutnya "pan phi" ketika para pendatang yang kemudian berjualan ala tektek menulisnya sebagai "pampi".
Rumah makan dengan sajian kwetiaw "pan phi" terenak di Belitung adalah Rumah Makan Ote yang terletak di sepanjang Jalan Sriwijaya, sederet dengan Galeri KUMKM yang menjual berbagai oleh-oleh dan kerajinan tangan warga setempat. Mereka yang memasak adalah pemiliknya sendiri dan keluarga dengan cita rasa yang selalu terjaga dari hari ke hari, perpaduan yang sempurna antara rasa asin dan manis. Dengan merogoh kocek sekitar Rp40 ribuan, kamu bisa mendapatkan seporsi kwetiaw "pan phi" yang disajikan bersama sayur fumak, bakso ikan, dan potongan daging babi. Tentunya, makanan ini tidak memenuhi standar Halal sehingga kamu perlu memerhatikannya dengan seksama. Jika dibungkus, kamu bisa mendapatkan porsi yang jauh lebih banyak dan kemasannya juga bukan kertas coklat beserta plastik, melainkan kertas coklat dengan daun simfor.