Pendidikan dan karya bersamaan
Dalam hidup, tentu akan lebih fokus jika kita menjalani satu kegiatan. Permasalahannya, keterbatasan waktu membuat saya harus memilih secara jenius, yaitu menempuh pendidikan dan membuat karya secara bersamaan.
Pendidikan tetap lebih utama. Tugas, ulangan, dan belajar harian harus dilakukan dengan penuh kesungguhan. Ketika ada waktu luang, baru saya mulai menulis, berlatih, mengingat, sekaligus hiburan. Jika bosan dan suntuk, baru saya akan mencari hiburan lain, misalnya dengan pergi ke luar rumah atau menyaksikan siaran balap motorsport di televisi.
Memiliki tempat tinggal dan kendaraan sendiri serta tabungan yang cukup
Setelah kuliah, bekerja, saatnya menemukan pasangan dan membangun keluarga. Tempat tinggal layak dan nyaman mutlak dikejar, luasnya ideal dan lokasinya strategis. Dengan demikian, saya tidak perlu dipusingkan harga hunian yang terus meningkat. Selanjutnya, cadangan kebutuhan darurat, kendaraan, dan modal usaha perlahan harus dimiliki.
Penyakit dan bencana adalah hal tak terduga dan tak diharapkan, tetap membebankan kebutuhan yang besar meskipun sudah terproteksi melalui program asuransi. Kendaraan pribadi penting untuk perjalanan yang bersifat darurat, tidak mungkin menunggu kedatangan kendaraan umum. Modal usaha?
Kita tidak dapat terus mengejar uang, tetapi kita dapat menciptakan peluang sehingga bisa mendatangkan uang dengan cara berwirausaha, menciptakan dan menjual produk yang bermanfaat bagi masyarakat bersama pegawai. Kita senang, pegawai senang, pelanggan senang, kontribusi terhadap perekonomian nasional terwujud.
Setelah berwirausaha, saya juga ingin menyiapkan investasi properti untuk anak kelak. Saya sadar, di masa depan hal ini akan sulit baginya. Selama belum ditempati, hunian bisa disewakan untuk membantu memenuhi biaya kebutuhannya. Tak lupa, berlibur bersama ibu menjelajahi daerah dan negara lain sambil menonton balap secara langsung, keren!