Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tingkatkan Kualitas Kesehatan Reproduksi dan Mental Remaja Demi Indonesia Lebih Baik

2 Juli 2016   12:20 Diperbarui: 2 Juli 2016   12:36 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bicara kesehatan reproduksi dan mental remaja, Indonesia harus diakui masih berada di bawah tingkat yang diharapkan. Bagaimana tidak, remaja masih belum mengetahui dengan benar apa yang harus mereka lakukan dan yang tidak boleh untuk menjaga kesehatan reproduksi dan mental mereka, misalnya dengan melakukan pemerkosaan dan juga hubungan seksual di bawah umur. Hal ini terbilang menyedihkan, di mana kesehatan reproduksi dan mental memegang peranan penting dalam kehidupan setiap individu.

Kesehatan reproduksi untuk hidup yang bahagia
Kualitas kesehatan reproduksi yang baik mendukung individu untuk memiliki keluarga bahagia dan mapan di masa depan. Individu dapat hidup tenang dengan pasangannya tanpa rasa malu, bersalah, dan menutupi hal tertentu. Mereka kemudian dapat memiliki keturunan yang kelak akan menjadi generasi penerus kemajuan bangsa.

Sebaliknya, kesehatan reproduksi yang tidak baik akan membawa masalah kepada mereka yang memilikinya. Penyakit reproduksi membuat hidup menjadi tidak nyaman, menanamkan beban di kepala untuk menutupinya karena dianggap sebagai hal yang memalukan, dan menguras waktu serta uang untuk mengobatinya. Pada taraf tertentu, penyakit reproduksi akan membuat pengidapnya tidak dapat memiliki keturunan bahkan harus menghadapi kematian. Sayang sekali bukan, apalagi jika remaja yang harus menghadapinya?

Berikan pendidikan yang benar tentang kesehatan reproduksi
Salah satu penyebab maraknya masalah terkait reproduksi pada remaja adalah kurangnya pengetahuan yang benar akan kesehatan reproduksi. Sering terjadi di masyarakat bahwa remaja mempelajari kesehatan reproduksi dari teman-temannya dan seharusnya mereka mempelajari hal ini dari orang tua, guru, dan mereka yang ahli di bidang ini. 

Oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan tentang kesehatan reproduksi yang benar dari orang tua, guru, dan praktisi kesehatan bahkan sejak masih kanak-kanak. Jangan anggap bahwa pendidikan reproduksi adalah hal yang tabu. Pendidikan semakin aktif diberikan ketika individu mulai masuk fase remaja dan organ reproduksinya sudah dapat berfungsi penuh.

Materi yang diberikan mencakup anatomi dan fisiologi organ reproduksi, cara menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi, hal-hal yang tidak boleh dilakukan terkait kesehatan reproduksi, pentingnya menjaga diri dan menjauhi hubungan seksual di bawah umur, bahayanya, dan cara mencegahnya.

Pengawasan aktif dari mereka yang lebih tua
Pendidikan saja tidak cukup untuk menjamin remaja bisa menjaga kesehatan reproduksi mereka sehingga pihak yang lebih tua dan berpengalaman perlu mengawasi mereka secara aktif dalam kehidupan sehari-hari. Remaja harus dijauhkan dari konten-konten yang bernuansa pornografi dan memberikan persepsi yang sesat mengenai reproduksi. Selain itu, remaja juga harus diawasi ketika menjalin hubungan dengan remaja lainnya. Mengingat sebagaimana kita tahu sifat remaja yang boleh dibilang cukup keras kepala, pengawasan harus dilakukan dengan memposisikan diri pengawas sebagai teman remaja, bukan sebagai pengawal, pengasuh, atau pelaku interogasi.

Budayakan remaja untuk selalu bertanya kepada pihak yang tepat
Kebenaran pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat penting sehingga ketika remaja membutuhkan informasi terkait hal tersebut, mereka harus bertanya kepada pihak yang tepat untuk mendapatkannya. Kita harus mendorong remaja untuk tidak bersikap malu dan takut bertanya kepada orang tua, guru, atau praktisi kesehatan.

Terkait hal ini, ke depannya diharapkan lebih banyak lagi materi kesehatan reproduksi disusun oleh kerja sama antara praktisi kesehatan dan lembaga resmi terkait dan dikemas dalam berbagai bentuk yang ringan, menyenangkan, dan mudah dipahami. Penyebaran materi dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sekarang ini dan diberikan secara gratis, dalam bentuk video, animasi, unggahan poster di jejaring sosial, dan juga buku elektronik.

Kesehatan mental sebagai kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi
Kesuksesan dapat digapai apabila individu memiliki kesehatan fisik dan juga mental. Sejak di antara keduanya tidak ada yang lebih tinggi dan lebih rendah, berarti kesehatan mental adalah hal yang sangat penting dan tidak dapat ditawar lagi. Mental yang baik mutlak diperlukan sehingga individu dapat memikirkan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan dengan bijak, jernih, dan cerdas. Pikiran individu akan mengarahkannya kepada tindakan yang baik dan membawa kemajuan cemerlang untuk bangsanya.

Untuk remaja, kesehatan mental memegang peranan penting dalam berbagai kegiatan. Mental yang sehat mendorong remaja untuk bersosialisasi dengan baik terhadap masyarakat di sekitarnya, belajar dengan baik dan efektif, serta melahirkan ide-ide inovatif dan cemerlang.

Jangan menuntut apa yang tidak seharusnya dituntut
Seorang remaja memang seyogyanya harus memiliki kecerdasan yang cukup untuk memenuhi standar kompetensi pendidikan, memiliki sikap yang baik sesuai norma dan etika bangsa Indonesia, dan cukup mandiri untuk mengurus sebagian permasalahan dalam hidupnya sendiri. Orang tua, guru, dan kelompok lain di sekitar remaja harus terlibat aktif dalam mengupayakan sang remaja bisa memenuhi hal-hal tersebut. 

L Akan tetapi, remaja tidak memerlukan prestasi yang terlalu gemilang, selalu mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya, meraup banyak uang dan popularitas, dan masih banyak lagi sehingga hal-hal seperti ini tidak seharusnya dituntut kepada para remaja.

Sering kali terjadi perbedaan pendapat antara remaja dengan mereka yang lebih tua sehingga apabila pendapat remaja benar dan realistis maka kaum dewasa tidak seharusnya memaksakan pendapat bahkan memarahi remaja. Remaja punya konsep pemikiran dan pilihan sendiri yang bisa diterima selama hal tersebut benar dan tidak merugikan pihak mana pun. 

Apabila remaja dirampas haknya untuk mengemukakan pendapat, menentukan pilihan, dan terus dituntut, maka remaja akan kehilangan pihak yang bisa dipercaya untuk menghargai, menghormati, dan menyelesaikan masalahnya sehingga seluruh masalah akan dipendam sendiri dan pada akhirnya akan menimbulkan gangguan mental bagi si remaja.

Jangan memendam masalah sendiri
Menuntut diri sendiri terlalu tinggi dan memendam seluruh masalah untuk diselesaikan sendiri bisa mengganggu kesehatan mental remaja sehingga hal ini tidak seharusnya dilakukan. Remaja harus bisa menggunakan waktu yang ada juga untuk menikmati masa mudanya dan hal ini tak akan terulang lagi seumur hidupnya. 

Ketika memiliki masalah yang tidak bisa diselesaikan, remaja diharap tidak ambil jalan pintas dan bersedia melakukan konsultasi kepada pihak yang tepat dan bisa dipercaya. Pihak ini nantinya harus sabar dalam menampung masalah dan memberikan solusi dengan baik.

Penerimaan diri dan bersyukur
Berkaitan dengan menuntut diri, tentu kita akan bisa hidup bahagia jika kita bisa menerima apa yang ada pada diri kita dan bersyukur atas semuanya. Kita bukanlah manusia sempurna dengan kemampuan tak terbatas untuk menghadapi luasnya dunia, apalagi para remaja yang masih terus belajar dan beradaptasi. Ketika remaja mengejar hal yang lebih baik, tidak ada batas yang dapat menghentikan mereka dan gangguan mental dapat terjadi jika mereka tidak mampu melampaui kondisi yang diinginkan.

Dibutuhkan dukungan sekitar
Tindakan mencemooh, mengejek, kekerasan, dan bentuk-bentuk bullying lainnya berkontribusi cukup besar terhadap kesehatan mental remaja. Remaja akan mengalami trauma dan hal ini bisa terbawa seumur hidup bahkan mengarahkannya pada gangguan mental yang lebih jauh lagi sehingga tindakan-tindakan tersebut tidak seharusnya mereka terima. Kiranya semua pihak di sekitar remaja termasuk teman-teman, guru, dan orang tua benar-benar menerima dan menghargai keberadaannya serta terus mengawasi agar remaja diperlakukan sebagaimana mestinya.

Jauhkan dari konten yang tidak tepat

Untuk menjamin kesehatan mentalnya, remaja sebaiknya dijauhkan dari konten yang dapat merusak mental, termasuk di antaranya konten dengan muatan kekerasan dan pornografi. Mental yang sudah terkontaminasi hal-hal seperti ini dapat mendorong remaja melakukan hal yang tidak semestinya dan membahayakan lingkungan di sekitarnya, termasuk di antaranya pemerkosaan sebagai tindakan kriminalitas yang merampas masa depan korbannya.

Mari kita bergandengan tangan membangun kualitas kesehatan reproduksi dan mental remaja bersama-sama demi Indonesia yang lebih baik. Kita tentu tak ingin akan ada korban-korban berikutnya, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun